Kamis, 23 Juli 2009

PENGARUH BEBERAPA DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO DI LAHAN KERING

IB. Aribawa, Mastra Sunantara dan IK. Kariada
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
ABSTRAK
Percobaan dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali pada MH 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis urea (n) yang terdiri dari empat tingkat, yaitu : tanpa pupuk urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam padi gogo yang digunakan (j), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3). Variabel tanaman yang diamati dalam percobaan ini adalah : tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 100 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar NPK tanaman. Hasil percobaan menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam berpengaruh nyata (P<0,05) hanya terlihat pada variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1), sedangkan faktor tunggal pupuk urea berpengaruh nyata pada semua variabel tanaman yang diamati dan faktor tunggal jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata hanya pada variabel panjang malai. Hasil gabah k.a 15% tertinggi terlihat pada kombinasi perlakuan n2j2 yaitu 4,47 t ha-1.
Kata kunci : pupuk urea, jarak tanam, padi gogo, lahan kering
PENDAHULUAN
Luas lahan kering di Pulau Bali diperkirakan sekitar 218.119 hektar yang tersebar di bagian Utara dan Timur Pulau Bali. Dari luasan ini, lebih dari 50% diantaranya berpotensi diusahakan untuk pengembangan padi gogo (Anon, 1991 dan Anon, 2002). Penanaman padi gogo di Bali per tahun, rata-rata mencapai 1.063 hektar yang tersebar di enam kabupaten yaitu: Buleleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem dan Bangli. Areal penanaman padi gogo terluas adalah di Kabupaten Bangli yang mencapai 757 ha, dengan produktivitas yang sangat rendah yaitu 1,80 t ha-1 gabah k.a. 15%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil padi gogo yang mencapai 5 t ha-1 k.a. 15% (Anon, 2002). Rendahnya produktivitas padi gogo ini kemungkinan disebabkan karena kondisi iklim terutama jumlah dan distribusi curah hujan yang tidak merata, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan teknik budidaya yang masih sederhana, seperti pengaturan jarak tanam yang belum optimal.
Lahan kering umumnya kahat akan unsur N, dimana hara N ini, merupakan salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan dan hasil padi gogo. Di antara unsur hara tanaman, unsur N merupakan hara yang diperlukan dalam jumlah besar dan sering merupakan pembatas produksi padi gogo (Partorahardjo dan Makmur, 1996; Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea dengan dosis 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan produktivitas sampai 5,2 t ha-1 pada padi gogo varietas C-22 dan Klemas (Virgilus, 2000).
Disamping faktor hara, jarak tanam juga memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Petani biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya diantara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang rapat (20 cm x 10 cm) yang dikombinasikan dengan dosis pupuk urea yang tinggi (135 kg N ha-1) mampu meningkatkan komponen hasil dan hasil padi gogo, sehingga hasil gabah meningkat mencapai 5,2 t ha-1, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jarak tanam yang renggang (25 cm x 25 cm) dengan dosis urea yang rendah (45 kg N ha-1) yaitu 2,6 t ha-1.
Informasi mengenai pemanfatan pupuk urea dan jarak tanam pada padi gogo di lahan kering yang dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitasnya dirasa masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. 
BAHAN DAN METODE
Percobaan pemanfaatan pupuk urea dan jarak tanam ini dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli dari bulan Januari sampai dengan Mei 2003. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea (N) yang terdiri dari empat level yaitu : tanpa urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam (J), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3).
Ukuran petak yang digunakan adalah 4 m x 3 m denga varietas padi gogo Danau Tempe. Pupuk dasar yang digunakan 125 kg SP-36 ha-1 dan 75 kg KCl ha-1 yang diberikan sekaligus dan bersamaan pada saat tanam. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 1000 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar N, P dan K tanaman.
Data percobaan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila interaksi perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 5%, Jika hanya perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% (Gasperz, 1992). Hubungan antara hasil gabah dengan perlakuan dosis urea pada masing-masing jarak tanam dianalisis dengan regresi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diamati digunakan analisis korelasi. Keeratan hubungan antar kadar N, P dan K tanaman dengan hasil gabah dianalisis dengan regresi linier berganda. Variabel yang paling erat hubungannya dengan hasil gabah dianalisis dengan teknik regresi Stepwise (Gomez dan Gomez, 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan panjang malai padi gogo (P>0,01). Perlakuan dosis urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman (Tabel 1). Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan tinggi tanaman. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya (n3) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan n2. Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin tinggi tanaman padi gogo tersebut (Tabel 1).
Perlakuan dosis pupuk urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah anakan per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 (n0) sampai 180 kg N ha-1 (n3) mampu meningkatkan jumlah anakan per rumpun, walaupun peningkatan nilai tersebut tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan n2 dan n1 (Tabel 1). Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin sedikit jumlah anakan tanaman padi gogo tersebut. Jumlah anakan per rumpun terrendah terlihat pada perlakuan j3 yaitu 13,75 batang per rumpun dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan j1 (Tabel 1).
Perlakuan dosis urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)>0,05) terhadap panjang malai (Tabel 1). Pemberian pupuk urea sampai dosis 90 kg N ha-1 memberikan malai yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk urea, tetapi peningkatan dosis pemupukan sampai 135 kg N ha-1, tidak lagi meningkatkan panjang malai. Perlakuan jarak tanam memberikan panjang malai yang tidak berbeda nyata, walaupun demikiam terdapat kecendrungan semakin rapat jarak tanam, semakin pendek malai padi gogo tersebut (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Panjang Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec. Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang) Panjang malai (cm)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
73,33 c
82,89 b
87,11 a
85,56 a

80,08 b
82,75 ab
84,58 a 
10,77 b
15,33 a
16,56 a
17,44 a

16,67 a
14,67 ab
13,75 b 
17,00 c
19,44 ab
21,22 a
18,67 bc

19,42 a
19,08 a
18,75 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Hasil analisis statistik data terhadap berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi (P>0,01). Pada Tabel 2 terlihat, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan berat 1000 biji kering oven sampai 21,08%, tetapi peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, berat 1000 biji kering oven tertinggi terlihat pada perlakuan jarak tanam j2 yaitu 18,00 g (Tabel 2).
Peningkatan dosis pupuk urea mengakibatkan meningkatnya berat jerami kering oven tanaman. Dosis pupuk urea 180 kg N ha-1 memberikan berat jerami kering tertinggi yaitu 11,96 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan dosis urea lainnya (Tabel 2). Pada perlakuan jarak tanam, berat kering oven jerami tertinggi terlihat pada perlakuan j3 yaitu 11,41 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya. 
Pemupukan urea sampai 135 kg N ha-1 secara nyata meningkatkan persentase gabah isi sampai 14,76%, dan peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak lagi meningkatkan nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, terlihat semakin rapat jarak tanam, persentase gabah isi tanaman padi gogo menurun secara nyata (Tabel 2).
 
Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Berat 1000 Biji, Berat Jerami Kering Oven dan Persentase Gabah Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Berat 1000 biji (g) Berat jerami (t ha-1) Persen gabah isi (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
15,37 b
16,67 b
18,61 a
18,05 a

17,05 b
18,00 a
16,47 b 
10,01 c
10,76 b
10,97 b
11,96 a

10,43 b
10,94 b
11,41 a 
79,19 c
83,73 b
90,88 a
88,18 a

86,97 a
86,94 a
85,58 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Tabel 3. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Malai Per Rumpun Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 7,67 e
5,67 fg
5,00 g 9,33 cd
7,67 e
7,00 f 10,33 abc
11,67 a
10,33 abc 11,00 ab
9,67 bc
8,00
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah kering k.a. 15% (Tabel 3, 4 dan 5).
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk N dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan jumlah malai per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya sampai 180 kg N ha-1 menurunkan jumlah malai per rumpun pada jarak tanam yang lebih rapat yaitu j2 dan j3, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam paling renggang (j1) (Table 3).
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Biji Per Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 76,33 bc
72,67 bc
69,00 c 71,67 bc
73,33 bc
69,33 c 87,33 ab
97,33 a
85,67 ab 81,67 abc
87,67 ab
80,50 bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%.
Perlakuan jarak tanam ternyata tidak mengakibatkan perbedaan jumlah biji per malai pada masing-masing perlakuan dosis pupuk urea. Pada jarak tanam paling renggang (j1) peningkatan dosis urea yang semakin meningkat ternyata tidak mengakibatkan perubahan jumlah biji per malai (Tabel 4). Pada jarak tanam yang lebih rapat (j2 dan j3) peningkatan dosis urea dari 0 sampai 135 kg N ha-1 nyata meningkatkan jumlah biji per malai. Peningkatan dosis pupuk urea menjadi 180 kg N ha-1 tidak mengakibatkan peningkatan jumlah biji per malai pada ke dua jarak tanam tersebut.
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan hasil gabah k.a. 15% masing-masing 81,61%, 89,51% dan 37,68% pada j1, j2 dan j3 (Tabel 5). Peningkatan dosis urea selanjutnya menjadi 180 kg N ha-1 hanya meningkatkan hasil gabah pada jarak paling renggang yaitu 11,21%, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam lebih rapat (j2 dan j3).
Pada perlakuan tanpa pupuk urea dan perlakuan 90 kg N ha-1, makin rapat tanaman mengakibatkan makin tingginya hasil gabah, tetapi pada perlakuan pupuk 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1, makin rapat tanaman sampai pada perlakuan j2, makin meningkatkan hasil gabah. Selanjutnya pada perlakuan jarak tanam paling rapat (j3) menurunkan berat gabah tanaman padi gogo (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Hasil Gabah Kering k.a. 15% Padi Gogo Per Hektar di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 1,87 g
2,36 f
2,84 e 2,76 e
3,42 d
3,45 d 3,39 d
4,47 a
3,91 bc 3,77 c
4,42 ab
4,18 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Kadar N, P dan K tanaman (%) diukur pada fase anthesis tanaman dengan mengambil daun tanaman sampel pada tiap petak percobaan kemudian dianalisis di laboratorium. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan dosis urea dari 0 sampai 90 kg N ha-1 tidak memberikan peningkatan kadar N tanaman, tetapi peningkatan urea menjadi 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 menyebabkan peningkatan yang nyata. Walaupun demikian, kadar N tanaman pada ke tiga perlakuan pemupukan urea tersebut tidak berbeda nyata (Tabel 6).
Kadar P tanaman juga tidak meningkat akibat peningkatan dosis N sampai 90 kg N ha-1, tetapi nilai variabel tersebut nyata meningkatkan dengan peningkatan dosis pupuk sampai 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1. Kadar P tanaman tidak berbeda pada perlakuan n2 dan n3 (Tabel 6).
Berbeda dengan kadar N dan P tanaman, kadar K tanaman tidak meningkat sampai pemberian pupuk urea 135 kg N ha-1, sedangkan pemberian pupuk urea dengan dosis 180 kg N ha-1 malah menurunkan kadar K tanaman sebesar 20,27%, dibandingkan pada dosis 135 kg N ha-1, yang membuat nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai pada perlakuan n0 dan n1 (Tabel 6). Kadar N tanaman menurun pada jarak tanam paling rapat (j3). Kadar P dan K tanaman tidak berbeda nyata pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba (Tabel 6).
Tabel 6. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Kadar N, P, K Jaringan Tanaman Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Kadar N (%) Kadar P (%) Kadar K (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
1,89 c
2,20 abc
2,37 a
2,28 ab

2,24 a
2,31 a
2,01 b 
0,32 b
0,34 b
0,37 a
0,38 a

0,37 a
0,36 a
0,32 a 
1,70 ab
1,74 ab
1,93 a
1,54 b

1,72 a
1,79 a
1,67 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Pembahasan
Perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam menunjukkan interaksi yang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil padi gogo. Hasil gabah tertinggi terlihat pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dan pada jarak tanam 20 cm x 15 cm (n2j2) yaitu sebesar 4,47 t ha-1. Hasil gabah k.a. 15% yang lebih tinggi ini disebabkan oleh meningkatnya komponen-komponen hasil yaitu, jumlah malai per rumpun dan jumlah biji per malai.
Hubungan antara dosis pupuk urea yang dicoba pada setiap jarak tanam (populasi) ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yji = 1,8559 + 0,018X (R2 = 0,93), Yj2 = 2,4017 + 0,012X (R2 = 0,91) dan Yj3 = 2,8265 + 0,0076X (R2 = 0,96). Dari persamaan ini, terlihat hasil gabah masih mungkin dapat meningkat. Pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba belum ditemukan dosis pemupukan nitrogen yang optimum.
Hubungan antara jarak tanam pada perlakuan dosis pupuk urea dengan hasil gabah ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yn135 – 0,9102 + 0,000004X – 0,000000000001X2, (R2 = 0,93). Dosis pupuk urea 135 kg N ha-1 merupakan dosis pemupukan urea yang memberikan hasil gabah k.a. 15 % tertinggi yaitu 4,47 t ha-1.
Peningkatan dosis pupuk urea sampai dosis 135 kg N ha-1 ternyata meningkatkan kadar N dan P jaringan. Dengan meningkatnya kadar N dan P tanaman menyebabkan peningkatan tinggi tanaman, panjang malai, persentase gabah isi, berat 1000 biji dan sekaligus dapat meningkatkan hasil gabah kering k.a. 15%. Analisis regresi parsial dan stepwise menunjukkan, dari ke tiga variable N, P dan K jaringan, hanya kadar N jaringan yang nyata berhubungan dengan hasil gabah, yang ditunjukkan oleh persamaan, Y = 0,74 + 1,23 N (r = 0,63*). Berpengaruhnya dosis pupuk urea terhadap hasil gabah erat kaitannya dengan rata-rata kadar N pada jaringan tanaman pada fase anthesis, yaitu rata-rata 2,18 yang tergolong tinggi.
Nitrogen adalah unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat, O2, dan H2O; namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein dan asam nukleat bilamana N tidak tersedia. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil (Nyakpa et al., 1988). Dengan adanya pemupukan, yaitu semakin meningkatnya dosis urea pada j1, j2 dan j3, hasil gabah juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Howard dan Tiller (1989) yang menyatakan bahwa takaran nitrogen tinggi nyata meningkatkan hasil biji jagung.
Pada percobaan yang dilakukan di Bangli ini diperoleh hasil gabah tertinggi sebesar 4,47 t ha-1, walaupun hasil ini tidak berbeda dengan hasil pada perlakuan dosis pemupukan 180 kg N ha-1. hasil gabah sebesar 4,47 t ha-1 ini, masih lebih rendah dari hasil penelitian Virgillus (2000) yaitu 5,1 t ha-1 pada varietas Sentani serta hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) yang mencapai 5,2 t ha-1 pada varietas C-22. Masih lebih rendahnya hasil gabah yang diperoleh tersebut karena dosis urea yang diberikan belum optimum, atau dapat pula diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yaitu rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan pada saat penelitian yang relative lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan selama penelitian adalah 432 mm dan 11 hari hujan, sedangkan pada bulan-bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya rata-rata curah hujan adalah 329 mm dan 11 hari hujan. Jenis tanah di lokasi penelitian dengan tekstur berpasir juga berpengaruh terhadap tidak efektipnya pemupukan urea sehingga muda leaching. Dengan demikian sebenarnya masih ada peluang untuk meningkatkan lagi produktivitas padi gogo varietas Danau Tempe dengan meningkatkan dosis dan mengefektipkan pemupukan urea.
 
KESIMPULAN
1. Interaksi antara perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a. 15%, tetapi interaksi tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang lainnya. Perlakuan dosis urea secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap hasil dan beberapa komponen hasil gabah lainnya serta kadar N, P dan K tanaman.
2. Perlakuan jarak tanam yang rapat secara nyata meningkatkan hasil dan semua komponen hasil gabah, kecuali panjang malai, kadar P dan K tanaman. Diperoleh hasil gabah k.a. tertinggi sebesar 4,47 t ha-1 pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dengan jumlah populasi optimum 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm)
3. Pada penelitian ini juga diperoleh jarak tanam (populasi) optimum pada dosis pemupukan 90 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 adalah sebesar 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm) dengan hasil gabah k.a. 15% yaitu 3,42 t ha-1 dan pada dosis pemupukan 180 kg N ha-1 diperoleh populasi optimum sebesar 500.000 rumpun per ha (20 cm x 10 cm) dengan hasil gabah 4,18 t ha-1.
4. Di antara ke tiga kadar hara (N, P dan K) tanaman, kadar N tanaman mempunyai hubungan yang paling erat dengan hasil gabah k.a. 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1991. Statistik Pertanian Propinsi Bali. Kantor Wilayah Pertanian Propinsi Bali, Denpasar.
Anonimous, 2002. Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali 2002. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali, Denpasar.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 
Gaspersz. V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan 2. Tarsito, Bandung.
Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1984. StatisticaPENGARUH BEBERAPA DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO DI LAHAN KERING
IB. Aribawa, Mastra Sunantara dan IK. Kariada
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
ABSTRAK
Percobaan dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali pada MH 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis urea (n) yang terdiri dari empat tingkat, yaitu : tanpa pupuk urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam padi gogo yang digunakan (j), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3). Variabel tanaman yang diamati dalam percobaan ini adalah : tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 100 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar NPK tanaman. Hasil percobaan menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam berpengaruh nyata (P<0,05) hanya terlihat pada variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1), sedangkan faktor tunggal pupuk urea berpengaruh nyata pada semua variabel tanaman yang diamati dan faktor tunggal jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata hanya pada variabel panjang malai. Hasil gabah k.a 15% tertinggi terlihat pada kombinasi perlakuan n2j2 yaitu 4,47 t ha-1.
Kata kunci : pupuk urea, jarak tanam, padi gogo, lahan kering
PENDAHULUAN
Luas lahan kering di Pulau Bali diperkirakan sekitar 218.119 hektar yang tersebar di bagian Utara dan Timur Pulau Bali. Dari luasan ini, lebih dari 50% diantaranya berpotensi diusahakan untuk pengembangan padi gogo (Anon, 1991 dan Anon, 2002). Penanaman padi gogo di Bali per tahun, rata-rata mencapai 1.063 hektar yang tersebar di enam kabupaten yaitu: Buleleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem dan Bangli. Areal penanaman padi gogo terluas adalah di Kabupaten Bangli yang mencapai 757 ha, dengan produktivitas yang sangat rendah yaitu 1,80 t ha-1 gabah k.a. 15%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil padi gogo yang mencapai 5 t ha-1 k.a. 15% (Anon, 2002). Rendahnya produktivitas padi gogo ini kemungkinan disebabkan karena kondisi iklim terutama jumlah dan distribusi curah hujan yang tidak merata, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan teknik budidaya yang masih sederhana, seperti pengaturan jarak tanam yang belum optimal.
Lahan kering umumnya kahat akan unsur N, dimana hara N ini, merupakan salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan dan hasil padi gogo. Di antara unsur hara tanaman, unsur N merupakan hara yang diperlukan dalam jumlah besar dan sering merupakan pembatas produksi padi gogo (Partorahardjo dan Makmur, 1996; Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea dengan dosis 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan produktivitas sampai 5,2 t ha-1 pada padi gogo varietas C-22 dan Klemas (Virgilus, 2000).
Disamping faktor hara, jarak tanam juga memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Petani biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya diantara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang rapat (20 cm x 10 cm) yang dikombinasikan dengan dosis pupuk urea yang tinggi (135 kg N ha-1) mampu meningkatkan komponen hasil dan hasil padi gogo, sehingga hasil gabah meningkat mencapai 5,2 t ha-1, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jarak tanam yang renggang (25 cm x 25 cm) dengan dosis urea yang rendah (45 kg N ha-1) yaitu 2,6 t ha-1.
Informasi mengenai pemanfatan pupuk urea dan jarak tanam pada padi gogo di lahan kering yang dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitasnya dirasa masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering.
BAHAN DAN METODE
Percobaan pemanfaatan pupuk urea dan jarak tanam ini dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli dari bulan Januari sampai dengan Mei 2003. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea (N) yang terdiri dari empat level yaitu : tanpa urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam (J), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3).
Ukuran petak yang digunakan adalah 4 m x 3 m denga varietas padi gogo Danau Tempe. Pupuk dasar yang digunakan 125 kg SP-36 ha-1 dan 75 kg KCl ha-1 yang diberikan sekaligus dan bersamaan pada saat tanam. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 1000 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar N, P dan K tanaman.
Data percobaan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila interaksi perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 5%, Jika hanya perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% (Gasperz, 1992). Hubungan antara hasil gabah dengan perlakuan dosis urea pada masing-masing jarak tanam dianalisis dengan regresi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diamati digunakan analisis korelasi. Keeratan hubungan antar kadar N, P dan K tanaman dengan hasil gabah dianalisis dengan regresi linier berganda. Variabel yang paling erat hubungannya dengan hasil gabah dianalisis dengan teknik regresi Stepwise (Gomez dan Gomez, 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan panjang malai padi gogo (P>0,01). Perlakuan dosis urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman (Tabel 1). Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan tinggi tanaman. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya (n3) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan n2. Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin tinggi tanaman padi gogo tersebut (Tabel 1).
Perlakuan dosis pupuk urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah anakan per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 (n0) sampai 180 kg N ha-1 (n3) mampu meningkatkan jumlah anakan per rumpun, walaupun peningkatan nilai tersebut tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan n2 dan n1 (Tabel 1). Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin sedikit jumlah anakan tanaman padi gogo tersebut. Jumlah anakan per rumpun terrendah terlihat pada perlakuan j3 yaitu 13,75 batang per rumpun dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan j1 (Tabel 1).
Perlakuan dosis urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)>0,05) terhadap panjang malai (Tabel 1). Pemberian pupuk urea sampai dosis 90 kg N ha-1 memberikan malai yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk urea, tetapi peningkatan dosis pemupukan sampai 135 kg N ha-1, tidak lagi meningkatkan panjang malai. Perlakuan jarak tanam memberikan panjang malai yang tidak berbeda nyata, walaupun demikiam terdapat kecendrungan semakin rapat jarak tanam, semakin pendek malai padi gogo tersebut (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Panjang Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec. Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang) Panjang malai (cm)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
73,33 c
82,89 b
87,11 a
85,56 a

80,08 b
82,75 ab
84,58 a
10,77 b
15,33 a
16,56 a
17,44 a

16,67 a
14,67 ab
13,75 b
17,00 c
19,44 ab
21,22 a
18,67 bc

19,42 a
19,08 a
18,75 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Hasil analisis statistik data terhadap berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi (P>0,01). Pada Tabel 2 terlihat, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan berat 1000 biji kering oven sampai 21,08%, tetapi peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, berat 1000 biji kering oven tertinggi terlihat pada perlakuan jarak tanam j2 yaitu 18,00 g (Tabel 2).
Peningkatan dosis pupuk urea mengakibatkan meningkatnya berat jerami kering oven tanaman. Dosis pupuk urea 180 kg N ha-1 memberikan berat jerami kering tertinggi yaitu 11,96 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan dosis urea lainnya (Tabel 2). Pada perlakuan jarak tanam, berat kering oven jerami tertinggi terlihat pada perlakuan j3 yaitu 11,41 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya.
Pemupukan urea sampai 135 kg N ha-1 secara nyata meningkatkan persentase gabah isi sampai 14,76%, dan peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak lagi meningkatkan nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, terlihat semakin rapat jarak tanam, persentase gabah isi tanaman padi gogo menurun secara nyata (Tabel 2).
 
Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Berat 1000 Biji, Berat Jerami Kering Oven dan Persentase Gabah Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Berat 1000 biji (g) Berat jerami (t ha-1) Persen gabah isi (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
15,37 b
16,67 b
18,61 a
18,05 a

17,05 b
18,00 a
16,47 b
10,01 c
10,76 b
10,97 b
11,96 a

10,43 b
10,94 b
11,41 a
79,19 c
83,73 b
90,88 a
88,18 a

86,97 a
86,94 a
85,58 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Tabel 3. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Malai Per Rumpun Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 7,67 e
5,67 fg
5,00 g 9,33 cd
7,67 e
7,00 f 10,33 abc
11,67 a
10,33 abc 11,00 ab
9,67 bc
8,00
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah kering k.a. 15% (Tabel 3, 4 dan 5).
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk N dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan jumlah malai per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya sampai 180 kg N ha-1 menurunkan jumlah malai per rumpun pada jarak tanam yang lebih rapat yaitu j2 dan j3, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam paling renggang (j1) (Table 3).
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Biji Per Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 76,33 bc
72,67 bc
69,00 c 71,67 bc
73,33 bc
69,33 c 87,33 ab
97,33 a
85,67 ab 81,67 abc
87,67 ab
80,50 bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%.
Perlakuan jarak tanam ternyata tidak mengakibatkan perbedaan jumlah biji per malai pada masing-masing perlakuan dosis pupuk urea. Pada jarak tanam paling renggang (j1) peningkatan dosis urea yang semakin meningkat ternyata tidak mengakibatkan perubahan jumlah biji per malai (Tabel 4). Pada jarak tanam yang lebih rapat (j2 dan j3) peningkatan dosis urea dari 0 sampai 135 kg N ha-1 nyata meningkatkan jumlah biji per malai. Peningkatan dosis pupuk urea menjadi 180 kg N ha-1 tidak mengakibatkan peningkatan jumlah biji per malai pada ke dua jarak tanam tersebut.
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan hasil gabah k.a. 15% masing-masing 81,61%, 89,51% dan 37,68% pada j1, j2 dan j3 (Tabel 5). Peningkatan dosis urea selanjutnya menjadi 180 kg N ha-1 hanya meningkatkan hasil gabah pada jarak paling renggang yaitu 11,21%, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam lebih rapat (j2 dan j3).
Pada perlakuan tanpa pupuk urea dan perlakuan 90 kg N ha-1, makin rapat tanaman mengakibatkan makin tingginya hasil gabah, tetapi pada perlakuan pupuk 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1, makin rapat tanaman sampai pada perlakuan j2, makin meningkatkan hasil gabah. Selanjutnya pada perlakuan jarak tanam paling rapat (j3) menurunkan berat gabah tanaman padi gogo (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Hasil Gabah Kering k.a. 15% Padi Gogo Per Hektar di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 1,87 g
2,36 f
2,84 e 2,76 e
3,42 d
3,45 d 3,39 d
4,47 a
3,91 bc 3,77 c
4,42 ab
4,18 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Kadar N, P dan K tanaman (%) diukur pada fase anthesis tanaman dengan mengambil daun tanaman sampel pada tiap petak percobaan kemudian dianalisis di laboratorium. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan dosis urea dari 0 sampai 90 kg N ha-1 tidak memberikan peningkatan kadar N tanaman, tetapi peningkatan urea menjadi 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 menyebabkan peningkatan yang nyata. Walaupun demikian, kadar N tanaman pada ke tiga perlakuan pemupukan urea tersebut tidak berbeda nyata (Tabel 6).
Kadar P tanaman juga tidak meningkat akibat peningkatan dosis N sampai 90 kg N ha-1, tetapi nilai variabel tersebut nyata meningkatkan dengan peningkatan dosis pupuk sampai 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1. Kadar P tanaman tidak berbeda pada perlakuan n2 dan n3 (Tabel 6).
Berbeda dengan kadar N dan P tanaman, kadar K tanaman tidak meningkat sampai pemberian pupuk urea 135 kg N ha-1, sedangkan pemberian pupuk urea dengan dosis 180 kg N ha-1 malah menurunkan kadar K tanaman sebesar 20,27%, dibandingkan pada dosis 135 kg N ha-1, yang membuat nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai pada perlakuan n0 dan n1 (Tabel 6). Kadar N tanaman menurun pada jarak tanam paling rapat (j3). Kadar P dan K tanaman tidak berbeda nyata pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba (Tabel 6).
Tabel 6. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Kadar N, P, K Jaringan Tanaman Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Kadar N (%) Kadar P (%) Kadar K (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
1,89 c
2,20 abc
2,37 a
2,28 ab

2,24 a
2,31 a
2,01 b
0,32 b
0,34 b
0,37 a
0,38 a

0,37 a
0,36 a
0,32 a
1,70 ab
1,74 ab
1,93 a
1,54 b

1,72 a
1,79 a
1,67 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Pembahasan
Perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam menunjukkan interaksi yang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil padi gogo. Hasil gabah tertinggi terlihat pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dan pada jarak tanam 20 cm x 15 cm (n2j2) yaitu sebesar 4,47 t ha-1. Hasil gabah k.a. 15% yang lebih tinggi ini disebabkan oleh meningkatnya komponen-komponen hasil yaitu, jumlah malai per rumpun dan jumlah biji per malai.
Hubungan antara dosis pupuk urea yang dicoba pada setiap jarak tanam (populasi) ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yji = 1,8559 + 0,018X (R2 = 0,93), Yj2 = 2,4017 + 0,012X (R2 = 0,91) dan Yj3 = 2,8265 + 0,0076X (R2 = 0,96). Dari persamaan ini, terlihat hasil gabah masih mungkin dapat meningkat. Pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba belum ditemukan dosis pemupukan nitrogen yang optimum.
Hubungan antara jarak tanam pada perlakuan dosis pupuk urea dengan hasil gabah ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yn135 – 0,9102 + 0,000004X – 0,000000000001X2, (R2 = 0,93). Dosis pupuk urea 135 kg N ha-1 merupakan dosis pemupukan urea yang memberikan hasil gabah k.a. 15 % tertinggi yaitu 4,47 t ha-1.
Peningkatan dosis pupuk urea sampai dosis 135 kg N ha-1 ternyata meningkatkan kadar N dan P jaringan. Dengan meningkatnya kadar N dan P tanaman menyebabkan peningkatan tinggi tanaman, panjang malai, persentase gabah isi, berat 1000 biji dan sekaligus dapat meningkatkan hasil gabah kering k.a. 15%. Analisis regresi parsial dan stepwise menunjukkan, dari ke tiga variable N, P dan K jaringan, hanya kadar N jaringan yang nyata berhubungan dengan hasil gabah, yang ditunjukkan oleh persamaan, Y = 0,74 + 1,23 N (r = 0,63*). Berpengaruhnya dosis pupuk urea terhadap hasil gabah erat kaitannya dengan rata-rata kadar N pada jaringan tanaman pada fase anthesis, yaitu rata-rata 2,18 yang tergolong tinggi.
Nitrogen adalah unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat, O2, dan H2O; namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein dan asam nukleat bilamana N tidak tersedia. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil (Nyakpa et al., 1988). Dengan adanya pemupukan, yaitu semakin meningkatnya dosis urea pada j1, j2 dan j3, hasil gabah juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Howard dan Tiller (1989) yang menyatakan bahwa takaran nitrogen tinggi nyata meningkatkan hasil biji jagung.
Pada percobaan yang dilakukan di Bangli ini diperoleh hasil gabah tertinggi sebesar 4,47 t ha-1, walaupun hasil ini tidak berbeda dengan hasil pada perlakuan dosis pemupukan 180 kg N ha-1. hasil gabah sebesar 4,47 t ha-1 ini, masih lebih rendah dari hasil penelitian Virgillus (2000) yaitu 5,1 t ha-1 pada varietas Sentani serta hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) yang mencapai 5,2 t ha-1 pada varietas C-22. Masih lebih rendahnya hasil gabah yang diperoleh tersebut karena dosis urea yang diberikan belum optimum, atau dapat pula diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yaitu rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan pada saat penelitian yang relative lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan selama penelitian adalah 432 mm dan 11 hari hujan, sedangkan pada bulan-bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya rata-rata curah hujan adalah 329 mm dan 11 hari hujan. Jenis tanah di lokasi penelitian dengan tekstur berpasir juga berpengaruh terhadap tidak efektipnya pemupukan urea sehingga muda leaching. Dengan demikian sebenarnya masih ada peluang untuk meningkatkan lagi produktivitas padi gogo varietas Danau Tempe dengan meningkatkan dosis dan mengefektipkan pemupukan urea.
 
KESIMPULAN
1. Interaksi antara perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a. 15%, tetapi interaksi tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang lainnya. Perlakuan dosis urea secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap hasil dan beberapa komponen hasil gabah lainnya serta kadar N, P dan K tanaman.
2. Perlakuan jarak tanam yang rapat secara nyata meningkatkan hasil dan semua komponen hasil gabah, kecuali panjang malai, kadar P dan K tanaman. Diperoleh hasil gabah k.a. tertinggi sebesar 4,47 t ha-1 pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dengan jumlah populasi optimum 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm)
3. Pada penelitian ini juga diperoleh jarak tanam (populasi) optimum pada dosis pemupukan 90 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 adalah sebesar 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm) dengan hasil gabah k.a. 15% yaitu 3,42 t ha-1 dan pada dosis pemupukan 180 kg N ha-1 diperoleh populasi optimum sebesar 500.000 rumpun per ha (20 cm x 10 cm) dengan hasil gabah 4,18 t ha-1.
4. Di antara ke tiga kadar hara (N, P dan K) tanaman, kadar N tanaman mempunyai hubungan yang paling erat dengan hasil gabah k.a. 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1991. Statistik Pertanian Propinsi Bali. Kantor Wilayah Pertanian Propinsi Bali, Denpasar.
Anonimous, 2002. Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali 2002. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali, Denpasar.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Gaspersz. V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan 2. Tarsito, Bandung.
Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1984. Statistical Procedure for Agricultural Research. 2nd Edition. A. Wiley-Inter Science. Publ. Jhon Wiley & Sons. New York-Singapura.
Howard, D.D. and D.D. Tyler. 1989. Nitrogen Source, Rate, and Application Method for No-Tillage Corn. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 1573-1577.
Nyakpa, Y.M., A.A. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Unila, Lampung.
Partorahardjo, S. dan A. Makmur. 1996. Peningkatan Produksi Padi Gogo. Pemb. Penelitian Sukarami. Vol. VIII : 5-10
Virgilus, H. 2000. Pemupukan Berimbang pada Padi Gogo. Balittan, Bogor. Vol. VII : 10-15.


l Procedure for Agricultural Research. 2nd Edition. A. Wiley-Inter Science. Publ. Jhon Wiley & Sons. New York-Singapura. 
Howard, D.D. and D.D. Tyler. 1989. Nitrogen Source, Rate, and Application Method for No-Tillage Corn. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 1573-1577.
Nyakpa, Y.M., A.A. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Unila, Lampung.
Partorahardjo, S. dan A. Makmur. 1996. Peningkatan Produksi Padi Gogo. Pemb. Penelitian Sukarami. Vol. VIII : 5-10
Virgilus, H. 2000. Pemupukan Berimbang pada Padi Gogo. Balittan, Bogor. Vol. VII : 10-15.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar