Jumat, 24 Juli 2009

Kamis, 23 Juli 2009

Substansi Genetika



Sebagai substansi hereditas sekarang dikenal sebagai asam nukleat yaitu :

• ADN (Deoxiribose Nucleic Acid).
• ARN (Ribose Nucleic Acid).

DNA
terdiri dari dua pita yang saling terpilin (Double Stranded DNA = DS-DNA) Þ dikenal dengan istilah "DOUBLE HELIX" yang modelnya pertama kali dibuat oleh JAMES D. WATSON (Amerika Serikat) dan FRANCIS CRICK (Inggris) tahun 1953, diperbaiki modelnya oleh WILKINS.

Jika DNA melakukan TRANSKRIPSI bentuknya adalah SINGLE STRANDED (SS-DNA). DNA tersusun dari banyak sekali NUKLEOTIDA.

BATU "NUKLEOTIDA" TERDIRI DARI

- Satu molekul gula (dalam hal ini adalah "deoksiribosa" atau "ribosa").
- Satu molekul fosfat.
- Satu molekul basa nitrogen (basa nitrogen terdiri dari dua jenis yaitu)
a. PURIN Þ ADENIN dan GUANIN.
b. PIRIMIDIN Þ TIMIN, SITOSIN dan URASIL.

Satu molekul gula dan satu molekul basa disebut "NUKLEOSIDA"
SIFAT YANG MEMBEDAKAN
ADN
ARN
Gula yang menyusun Deoksiribosa Ribosa
Bentuk normal

ds den ss
ds = double stranded
ss = single stranded
ss

Basa PURIN
Basa PIRIMIDIN
Guanin, Adenin
Timin, Sitosin

Guanin, Adenin
Urasil, Sitosin
Jenis/macam Hanya satu Ada tiga : - ARN duta
- ARN transport
- ARN ribosorn
Tempat Inti Inti Sitoplasma dan Ribosom
Kadar Tetap

Berubah, tergantung aktifitas sintesis protein

URUTAN SINTESIS PROTEIN

1. TRANSKRIPSI - ss-ADN membentuk ss-ARN yaitu ARN-duta yang membawa informasi genetik
untuk sintesa protein.

2. FASE INISIASI - ARN-duta sampai di ribosom dan ARN-r mengkode asam amino sesuai dengan
informasi genetik yang dibawa ARN-d. ARN-t membawa asam amino yang sesuai
ke ribosom.

3. FASE TRANSLASI ~ ARN-d sebagai "cetakan" mulai bekerja menterjemahkan kode triplet (kodon) yang sesuaidengan antikodon pada ARN-t.

4. FASE ELONGASI ~ ARN-d menggabungkan asam amino - asam amino yang sesuai menjadi protein.

S. FASE TERMINASI ~ kodon yang berisi "NONSENSE CODE" akan bertindak sebagai terminator (penghen-tianproses).

Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam membaca kodon sehingga salah menterjemah asam amino ~ protein yangdihasilkan salah ~ menimbulkan kelainan.

Misalnya ANEMIA karena hemoglobin mengandung asam amino VALIN atau LISIN, seharusnya hemoglobin yangnormal mengandung ASAM GLUTAMAT.

Kode genetika dipelajari oleh NIRENBERG dan KHORANA.

PENGARUH PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN PISANG ( Musa paradisiaca ) DI LAHAN KERING

B.Tri Ratna Erawati1, Awaludin Hipi.1, Agus Sutanto2
1) Peneliti pada BPTP NTB
2) Peneliti pada Balai Penelitian Buah, Solok
ABSTRAK
Pisang merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang baik pada kondisi kekurangan air, sehingga pisang banyak ditanam petani di lokasi lahan kering. Tetapi dalam pengembangan pisang tersebut petani belum menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar, terutama mengenai pemupukan. Petani umumnya belum melakuan pemupukan secara berimbang, sehingga produktivitas dan kualitas pisang yang dihasilkan masih relatif rendah. Untuk itu perlu dilakukan pengujian mengenai beberapa paket pemupukan dengan tujuan untuk mengetahui paket pemupukan terbaik dan efisien ditingkat petani, seingga produktivitas dan kualitas pisang dapat ditingkatkan. Pengkajian dilakukan di lahan kering milik petani di Desa Labuan Pandan, Kecamatan Sambelia Lombok Timur, pada bulan Januari – Juni 2007. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, dengan 5 perlakuan yang diulang 12 kali. Jenis pisang yang digunakan adalah pisang susu dengan jarak tanam 3 m x 3.5 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pisang membutuhkan tambahan unsur hara dari pupuk organik maupun an organik dalam pertumbuhan vegetatifnya. Perlakuan paket pemupukan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) merupakan pemupukan terbaik dan efisien dibanding dangan perlakuan lainnya. Kemudian disusul oleh paket pemupukan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi). Pemberian pupuk Urea yang tidak dibarengi dengan pemberian pupuk kandang hasilnya kurang baik jika dibandingkan dengan pupuk ZA.
Kata kunci : pemupukan, pisang, lahan kering
PENDAHULUAN
Pisang merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia. Luas dan Produksi Pisang selalu menempati posisi pertama. Produksi pisang sebagian besar di panen dari pertanaman kebun rakyat. Selain itu pisang mengandung vitamin dan mineral esensial yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Oleh sebab itu maka pengembangan pisang perlu mendapat perhatian yang lebih seius.
Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa tahun terakhir melakukan pengembangan pisang khususnya di lahan kering karena potensi lahan kering NTB cukup luas dan belum dikelola secara optimal. Pisang merupakan tanaman yang memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik terhadap kekurangan air.
Usahatani pisang cukup menguntungkan dan dapat memberikan pendapatan petani secara kontinyu setiap bulannya. Seiring dengan itu peluang pemasaran pisang juga terbuka luas baik untuk pasar lokal maupun pasar luar daerah (khususnya Bali) dengan harga jual yang cukup tinggi dan stabil pada jenis-jenis pisang komerial. Hal ini yang mendorong petani kuhusnya di Kabupaten Lombok Timur untuk banyak mengembangkan tanaman pisang.
Namun disayangkan pengembangan pisang yang dilakukan oleh petani tersebut belum diikuti dengan penanganan budidaya tanaman pisang yang tepat dan benar. Hal ini yang menyebabakan produktivitas dan produksi pisang di NTB masih relatif rendah. Petani masih melakukan usahatani pisang sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan ekonomi terutama mengenai pemupukan. Pemberian pupuk ditingkat petani masih sangat bervariasi dan belum menggunakan pemupukan yang seimbang yaitu penggunaan pupuk organik dan an organik. Pemupukan yang berimbang mampu memberikan pertubuhan tanaman menjadi lebih baik, tahan terhadap kerebahan, tahan terhadap hama dan penyakit, dan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil. Pengunaan pupuk organik dapat memberikan tambahan baha organic, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang teangkut hasil anen. Selain itu juga dapat mencegah kehilangan air dalam anah dan laju infiltrasi air (Soemarno, 1993).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan dilahan petani di Desa Labuan Pandan Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur, pada bulan Januari – Juni 2007. Tipologi lokasi penelitian adalah lahan kering. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yang diulang 12 kali, dan masing-masing perlakuan menggunakan 10 tanaman sampel. Perlakuan terdiri dari beberapa paket pemupukan yaitu : O = tanpa menggunan pupuk (kontrol), A = Pupuk kompos (20 kg/pohon) /aplikasi, B = Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi, C = ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi, dan D = Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi. Perlakuan diatur pada lahan petani, berdasarkan rancangan percobaan yang telah ditentukan.
Bahan yang digunakan adalah bibit (dalam polybag) yang sudah dikembangkan dari bonggol. Jenis pisang yang digunakan adalah pisang susu. Penanaman dilakukan secara bersamaan, setiap lubang ditanami satu tanaman, dengan jarak tanam 3 m x 3,5 m. Pemupukan dilakukan sesuai dengan paket pada setiap perlakuan. Untuk perlakuan yang memiliki kompos A dan D, kompos diberikan 2 minggu sebelum tanam. Sedangkan untuk pemupukan an organik di berikan 2 minggu setelah penanaman. 
Pengamatan dilakukan setiap satu bulan, dimulai dari satu bulan setelah aplikasi pemupukan an organic. Peubah yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman (bulan pertama, bulan kedua dan bulan ketiga), pertambahan diameter batang (bulan pertama, bulan kedua dan bulan ketiga), dan jumlah anakan yang keluar (bulan pertama, bulan kedua dan bulan ketiga). Data hasil pengamatan dianalisia dengan analisis varian pada taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Penambahan Tinggi Tanaman 
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata pada penambahan tinggi tanaman antara perlakuan paket pemupukan pada pengamatan pertama. Tetapi berbeda halnya dengan pertumbuhan tanaman pada pengamatan kedua. Pengaruh pemupukan terlihat pada penambahan tinggi tanaman pada semua paket pemupukan yang dicobakan. Dimana perlakuan O(kontrol) memiliki penambahan tinggi tanaman terendah dan berbeda dengan semua paket pemupukan yang lainnya. Perlakuan A (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi) memiliki penambahan tinggi tanaman lebih baik dibandingkan dengan O (pada p = 0,01) tetapi perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) memberikan penambahan tinggi tanaman yang lebih baik dibandingkan A (pada p = 0,01). Dimana perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) menunjukkan perbedaan penambahan tinggi tanaman secara nyata dengan perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D(Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi ) (pada p = 0,02), tetapi pada perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/phn/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) tidak menunjukkan perbedaan penambahan tinggi tanaman secara nyata pada bulan kedua. Paket pemupukan pada perlakukan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/ pohon/aplikasi) memberikan tambahan tinggi tanaman terbaik dan berbeda nyata dengan perlakuan paket pemupukan lainnya. 
Tabel 1. Rataan Pertambahan Tinggi Tanaman Pisang Setiap Pengamatan pada Beberapa Perlakuan Paket Pemupukan, Sambelia, 2007
Perlakuan Pertambahan tinggi tanaman (cm)
 Pengamatan ke
 1 2 3
O : (Kontrol) 24,83 a 47,30 a 24,70 a
A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi) 25,08 a 50,60 b 29,00 b
B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi) 25,58 a 54,70 c 38,60 c
C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g /pohon/aplikasi) 27,08 a 66,10 d 41,90 c
D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi) 25,75 a 68,60 d 40,70 c
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang didampingi huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5 % (berlaku untuk tabel-tabel berikutnya)
Pada pengamatan ketiga, pengaruh paket pemupukan sangat nyata terhadap penambahan tinggi tanaman. Pada bulan ketiga, perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) mampu menigkatkan penambahan tinggi tanaman yang cukup tinggi yang tidak berbeda dengan penambahan tinggi tanaman pada perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D tetapi berbeda dengan penamabahan tinggi tanaman pada perlakuan A (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi) dan O (Kontrol). Walaupun secara statistik perlakuan B(Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) tidak berbeda dengan perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi), tetapi ada kecendrungan perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) lebih baik dari perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi). Hasil rataan penambahan tinggi tanaman pisang pada beberapa perlakuan paket pemupukan dapat dilihat pada Tabel 1.
Diameter Batang 
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemupukan berpengaruh nyata terhadap besarnya diameter batang tanaman pisang pada pengamatan pertama. Hal ini ditunjukkan dengan diameter batang pada perlakuan O (kontrol) yang memiliki penambahan diameter batang paling rendah dan berbeda nyata (p = < 0,001) dengan perlakuan pada paket pemupukan lainnya. Pada perlakuan A (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi), B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi), C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/ pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) tidak terjadi perbedaan penambahan diameter batang.
Pada pengamatan kedua untuk diamter batang, terjadi perbedaan penambahan diameter batang yang cukup nyata pada beberapa paket pemupukan yang diuji. Terlihat bahwa penambahan diameter batang pada perlakuan O (kontrol ) paling kecil dan berbeda nyata dengan perlakuan pada paket pemupukan lainnya (p = 0,006). Jika dilihat dari besarnya penambahan diameter batang maka perlakuan A (Kompos 20 kg/ pohon/aplikasi lebih baik dari perlakuan O (kontrol ), tetapi perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) lebih baik dari pada perlakuan A. Penambahan diameter batang pada perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi) berbeda nyata dengan perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi), tetapi perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi) tidak memiliki perbedaan yang nyata pada penambahan diameter batang. Perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) memiliki penambahan diameter batang terbesar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Tabel 2. Rataan Pertambahan Diameter Batang Pisang Setiap Pengamatan pada Beberapa Perlakuan Paket Pemupukan, Sambelia, 2007
Perlakuan Pertambahan diameter batang (cm)
 Pengamatan ke
 1 2 3
O : (Kontrol) 1,03 a 3,24 a 2,23 a
A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi) 1,17 b 3,39 b 2,26 a
B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) 1,25 b 3,82 c 2,62 b
C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) 1,18 b 4,52 d 2,87 b
D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi ) 1,19 b 4,72 d 2,99 b
Pengamatan pada ketiga untuk penambahan besarnya diameter batang diperoleh hasil bahwa perlakuan O (kontrol ) dan A (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi) tidak berbeda. Ini menunjukan bahwa pemberian kompos saja belum cukup untuk meningkatkan penambahan diameter batang selama pertumbuhan tanaman. Perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) pada pengamata bulan ketiga terlihat tidak memiliki perbedaan penambahan besarnya diameter batang dengan perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D(Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi). Dimana C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) tidak memiliki perbedaan pada penamabahan diameter batang. Hasil rataan penambahan diameter batang pada beberapa perlakuan paket pemupukan dapat dilihat pada Tabel 2.
Jumlah Daun
Hasil penelitian pada pengamata pertama menunjukkan bahwa pemupukan berpengaruh terhadap jumlah daun. Dimana perlakuan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) memperlihatkan penambahan jumlah daun paling besar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. 
Untuk pengamatan kedua semua perlakuan tidak mengalami pertambahan jumlah daun yang sama, artinya tidak terjadi perbedaan dalam penambahan jumlah daun. Ini menunjukan bahwa unsur hara yang diberikan kedalam tanah dalam bentuk pupuk an organik mulai dapat diserap tanaman dengan baik.
Perlakuan Pertambahan Jumlah daun (helai)
 Pengamatan ke
 1 2 3
O : (Kontrol) 4,08 a 4,42 a 4,42 a
A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi) 3,67 a 4,17 a 4,42 a
B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi) 4,00 a 4,50 a 4,92 b
C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g /pohon/aplikasi) 3,83 a 4,25 a 4,92 b
D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi) 4,83 b 4,83 a 4,92 b
Tabel 3. Rataan pertambahan jumlah daun di setiap pengamatan pada beberapa perlakuan paket pemupukan, Sambelia, 2007
Pada pengamatan ketiga terjadi perbedaan penambahan jumlah daun pada perlakuan pemupukan yang dicoba. Terlihat bahwa ada perbedaan penambahan jumlah daun antara paket pemupukan (perlakuan B,C,D) dengan perlakuan A (kompos ) dan O (kontrol). Dimana antara perlakuan A (kompos ) dan O (kontrol) tidak terjadi perbedaan penamabahan jumlah daun. Begitu juga halnya dengan perlakuan paket pemupukan (perlakuan B,C dan D) tidak terjadi perbedaan penambahan jumlah daun. Untuk mengetahui rerata pertambahan jumlah daun setiap pengamatan disajikan pada Tabel 3.
Jumlah Anakan
Data pada Tabel 4. menunjukkan bahwa paket pemupukan pada perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) berpengaruh terhadap jumlah anakan yang tumbuh. Dimana perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) berbeda dengan perlakuan lainnya, pada pengamatan bulan kedua.
Untuk pengamatan bulan ketiga, terlihat bahwa paket pemupukan pada perlakuan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g/pohon/aplikasi) menunjukan perbedan dengan perlakuan O (Kontrol) dan A (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi), tetapi tidak berbeda dengan perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/ pohon/aplikasi) dan D(Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi).. Walaupun demikian ada kecendrungan paket pemupukan pada perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi). lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
Tabel 4. Rataan Jumlah Anakan Pisang yang Tumbuh Setiap Pengamatan pada Beberapa Perlakuan Paket Pemupukan, Sambelia, 2007
Perlakuan Pengamatan jumlah anakan yang tumbuh (anakan)
 Pengamatan ke
 1 2 3
O : (Kontrol) 0,00 a 0,00 a 0,00 a
A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi) 0,00 a 0,00 a 0,00 a
B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi) 0,00 a 0,00 a 0,17 b
C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g /pohon/aplikasi) 0,00 a 0,25 b 0,58 b
D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi). 0,00 a 0,50 b 0,75 b

PEMBAHASAN 
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kontrol memberikan pertumbuhan vegtatif tanaman yang paling rendah dari beberpa peuah yang diamati, ini menunjukkan bahwa tanaman pisang tetap membutuhkan tambahan unsur hara makro maupun mikro dalam proses pertumbuhan vegetatifnya. Pemberian kompos saja sejumlah 20 kg/pohon/aplikasi belum cukup untuk mendukung petumbuhan vegetatif tanaman pisang. Disamping itu juga pupuk kompos tidak segera dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pelepasan unsur hara dari pupuk kompos berlangsung secara bertahap dan lama (Limin, 1992) sehingga, seperti yang ditunjukan oleh oleh hasil penelitian, memerlukan waktu 1 – 2 bulan untuk dapat diserap oleh tanaman pisang.
Paket pemupukan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) yang ada pupuk ZA-nya (Ammonium sulfat = (NH4)2SO4) cendrung lebih baik dibandingkan dengan paket pemupukan B (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi) yang ada pupuk Urea-nya. Terlihat bahwa unsur nitrogen dan belerang yang ada pada pupuk ZA sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pisang. Pemberian nitrogen pada pertumbuhan awal akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman (Supriyono, 1976 dalam Annisa, 1992). Unsur belerang memiliki pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan tanaman pisang karena belerang merupakan unsur essensial bagi pertumbuhan tanaman yang sangat diperlukan untuk berbagai reaksi dalam sel hidup, terutama sebagai penyusun dari asam amino metionin dan sistein (Soepardi, 1983). Pemberian nitrogen dalam bentuk pupuk ZA pada pisang lebih baik dibanding bentuk Urea. Ini sama seperti pemberian pupuk ZA pada padi sawah di Sulawesi Selatan dapat meningkatkan hasil lebih banyak jika dibadingkan dengan pemberian pupuk nitrogen dalam bentuk urea demikian juga pada pertanaman tebu (Dalal dan Prasad, 1975).
Untuk meningkatkan efisiensi pemupukan sebaiknya dikombinasikan antara pupuk organik dan an organik, seperti pada perlakuan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi). Pada penelitian terlihat bahwa perlakuan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi) umumnya tidak berbeda dengan perlakuan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g /pohon/aplikasi) pada beberapa peubah yang diamati. Ini menunjukkan bahwa penggunaan bahan organik berpengaruh baik terhadap kerja bahan an organik. Pada paket pemupukan di perlakuan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) tidak terdapat pupuk KCl tetapi terdapat pupuk kompos (organik), karena bahan organik mempunyai peranan penting dalam menentukan ketersediaan kalium dalam tanah (Soemarno, 1993). Selain itu juga pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dapat memberikan tambahan bahan organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut hasil panen. Disamping itu juga dapat mencegah kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air.
KESIMPULAN
1. Paket pemupukan C (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) menunjukkan pertumbuhan vegetatif tanaman pisang terbaik pada beberapa peubah yang diamati dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Paket pemupukan D (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi) lebih efisien untuk diterapkan ditingkat petani.
2. Pengaruh unsur nitrogen pada pupuk ZA lebih baik dibandingkan dengan bentuk Urea untuk pertumbuhan vegetatif tanaman pisang.
3. Untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman pisang perlu dipadukan antara penggunaan pupuk organik dan an organik.

PENGARUH BEBERAPA DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO DI LAHAN KERING

IB. Aribawa, Mastra Sunantara dan IK. Kariada
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
ABSTRAK
Percobaan dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali pada MH 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis urea (n) yang terdiri dari empat tingkat, yaitu : tanpa pupuk urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam padi gogo yang digunakan (j), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3). Variabel tanaman yang diamati dalam percobaan ini adalah : tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 100 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar NPK tanaman. Hasil percobaan menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam berpengaruh nyata (P<0,05) hanya terlihat pada variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1), sedangkan faktor tunggal pupuk urea berpengaruh nyata pada semua variabel tanaman yang diamati dan faktor tunggal jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata hanya pada variabel panjang malai. Hasil gabah k.a 15% tertinggi terlihat pada kombinasi perlakuan n2j2 yaitu 4,47 t ha-1.
Kata kunci : pupuk urea, jarak tanam, padi gogo, lahan kering
PENDAHULUAN
Luas lahan kering di Pulau Bali diperkirakan sekitar 218.119 hektar yang tersebar di bagian Utara dan Timur Pulau Bali. Dari luasan ini, lebih dari 50% diantaranya berpotensi diusahakan untuk pengembangan padi gogo (Anon, 1991 dan Anon, 2002). Penanaman padi gogo di Bali per tahun, rata-rata mencapai 1.063 hektar yang tersebar di enam kabupaten yaitu: Buleleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem dan Bangli. Areal penanaman padi gogo terluas adalah di Kabupaten Bangli yang mencapai 757 ha, dengan produktivitas yang sangat rendah yaitu 1,80 t ha-1 gabah k.a. 15%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil padi gogo yang mencapai 5 t ha-1 k.a. 15% (Anon, 2002). Rendahnya produktivitas padi gogo ini kemungkinan disebabkan karena kondisi iklim terutama jumlah dan distribusi curah hujan yang tidak merata, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan teknik budidaya yang masih sederhana, seperti pengaturan jarak tanam yang belum optimal.
Lahan kering umumnya kahat akan unsur N, dimana hara N ini, merupakan salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan dan hasil padi gogo. Di antara unsur hara tanaman, unsur N merupakan hara yang diperlukan dalam jumlah besar dan sering merupakan pembatas produksi padi gogo (Partorahardjo dan Makmur, 1996; Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea dengan dosis 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan produktivitas sampai 5,2 t ha-1 pada padi gogo varietas C-22 dan Klemas (Virgilus, 2000).
Disamping faktor hara, jarak tanam juga memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Petani biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya diantara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang rapat (20 cm x 10 cm) yang dikombinasikan dengan dosis pupuk urea yang tinggi (135 kg N ha-1) mampu meningkatkan komponen hasil dan hasil padi gogo, sehingga hasil gabah meningkat mencapai 5,2 t ha-1, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jarak tanam yang renggang (25 cm x 25 cm) dengan dosis urea yang rendah (45 kg N ha-1) yaitu 2,6 t ha-1.
Informasi mengenai pemanfatan pupuk urea dan jarak tanam pada padi gogo di lahan kering yang dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitasnya dirasa masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. 
BAHAN DAN METODE
Percobaan pemanfaatan pupuk urea dan jarak tanam ini dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli dari bulan Januari sampai dengan Mei 2003. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea (N) yang terdiri dari empat level yaitu : tanpa urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam (J), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3).
Ukuran petak yang digunakan adalah 4 m x 3 m denga varietas padi gogo Danau Tempe. Pupuk dasar yang digunakan 125 kg SP-36 ha-1 dan 75 kg KCl ha-1 yang diberikan sekaligus dan bersamaan pada saat tanam. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 1000 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar N, P dan K tanaman.
Data percobaan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila interaksi perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 5%, Jika hanya perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% (Gasperz, 1992). Hubungan antara hasil gabah dengan perlakuan dosis urea pada masing-masing jarak tanam dianalisis dengan regresi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diamati digunakan analisis korelasi. Keeratan hubungan antar kadar N, P dan K tanaman dengan hasil gabah dianalisis dengan regresi linier berganda. Variabel yang paling erat hubungannya dengan hasil gabah dianalisis dengan teknik regresi Stepwise (Gomez dan Gomez, 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan panjang malai padi gogo (P>0,01). Perlakuan dosis urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman (Tabel 1). Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan tinggi tanaman. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya (n3) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan n2. Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin tinggi tanaman padi gogo tersebut (Tabel 1).
Perlakuan dosis pupuk urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah anakan per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 (n0) sampai 180 kg N ha-1 (n3) mampu meningkatkan jumlah anakan per rumpun, walaupun peningkatan nilai tersebut tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan n2 dan n1 (Tabel 1). Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin sedikit jumlah anakan tanaman padi gogo tersebut. Jumlah anakan per rumpun terrendah terlihat pada perlakuan j3 yaitu 13,75 batang per rumpun dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan j1 (Tabel 1).
Perlakuan dosis urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)>0,05) terhadap panjang malai (Tabel 1). Pemberian pupuk urea sampai dosis 90 kg N ha-1 memberikan malai yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk urea, tetapi peningkatan dosis pemupukan sampai 135 kg N ha-1, tidak lagi meningkatkan panjang malai. Perlakuan jarak tanam memberikan panjang malai yang tidak berbeda nyata, walaupun demikiam terdapat kecendrungan semakin rapat jarak tanam, semakin pendek malai padi gogo tersebut (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Panjang Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec. Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang) Panjang malai (cm)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
73,33 c
82,89 b
87,11 a
85,56 a

80,08 b
82,75 ab
84,58 a 
10,77 b
15,33 a
16,56 a
17,44 a

16,67 a
14,67 ab
13,75 b 
17,00 c
19,44 ab
21,22 a
18,67 bc

19,42 a
19,08 a
18,75 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Hasil analisis statistik data terhadap berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi (P>0,01). Pada Tabel 2 terlihat, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan berat 1000 biji kering oven sampai 21,08%, tetapi peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, berat 1000 biji kering oven tertinggi terlihat pada perlakuan jarak tanam j2 yaitu 18,00 g (Tabel 2).
Peningkatan dosis pupuk urea mengakibatkan meningkatnya berat jerami kering oven tanaman. Dosis pupuk urea 180 kg N ha-1 memberikan berat jerami kering tertinggi yaitu 11,96 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan dosis urea lainnya (Tabel 2). Pada perlakuan jarak tanam, berat kering oven jerami tertinggi terlihat pada perlakuan j3 yaitu 11,41 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya. 
Pemupukan urea sampai 135 kg N ha-1 secara nyata meningkatkan persentase gabah isi sampai 14,76%, dan peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak lagi meningkatkan nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, terlihat semakin rapat jarak tanam, persentase gabah isi tanaman padi gogo menurun secara nyata (Tabel 2).
 
Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Berat 1000 Biji, Berat Jerami Kering Oven dan Persentase Gabah Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Berat 1000 biji (g) Berat jerami (t ha-1) Persen gabah isi (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
15,37 b
16,67 b
18,61 a
18,05 a

17,05 b
18,00 a
16,47 b 
10,01 c
10,76 b
10,97 b
11,96 a

10,43 b
10,94 b
11,41 a 
79,19 c
83,73 b
90,88 a
88,18 a

86,97 a
86,94 a
85,58 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Tabel 3. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Malai Per Rumpun Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 7,67 e
5,67 fg
5,00 g 9,33 cd
7,67 e
7,00 f 10,33 abc
11,67 a
10,33 abc 11,00 ab
9,67 bc
8,00
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah kering k.a. 15% (Tabel 3, 4 dan 5).
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk N dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan jumlah malai per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya sampai 180 kg N ha-1 menurunkan jumlah malai per rumpun pada jarak tanam yang lebih rapat yaitu j2 dan j3, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam paling renggang (j1) (Table 3).
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Biji Per Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 76,33 bc
72,67 bc
69,00 c 71,67 bc
73,33 bc
69,33 c 87,33 ab
97,33 a
85,67 ab 81,67 abc
87,67 ab
80,50 bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%.
Perlakuan jarak tanam ternyata tidak mengakibatkan perbedaan jumlah biji per malai pada masing-masing perlakuan dosis pupuk urea. Pada jarak tanam paling renggang (j1) peningkatan dosis urea yang semakin meningkat ternyata tidak mengakibatkan perubahan jumlah biji per malai (Tabel 4). Pada jarak tanam yang lebih rapat (j2 dan j3) peningkatan dosis urea dari 0 sampai 135 kg N ha-1 nyata meningkatkan jumlah biji per malai. Peningkatan dosis pupuk urea menjadi 180 kg N ha-1 tidak mengakibatkan peningkatan jumlah biji per malai pada ke dua jarak tanam tersebut.
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan hasil gabah k.a. 15% masing-masing 81,61%, 89,51% dan 37,68% pada j1, j2 dan j3 (Tabel 5). Peningkatan dosis urea selanjutnya menjadi 180 kg N ha-1 hanya meningkatkan hasil gabah pada jarak paling renggang yaitu 11,21%, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam lebih rapat (j2 dan j3).
Pada perlakuan tanpa pupuk urea dan perlakuan 90 kg N ha-1, makin rapat tanaman mengakibatkan makin tingginya hasil gabah, tetapi pada perlakuan pupuk 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1, makin rapat tanaman sampai pada perlakuan j2, makin meningkatkan hasil gabah. Selanjutnya pada perlakuan jarak tanam paling rapat (j3) menurunkan berat gabah tanaman padi gogo (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Hasil Gabah Kering k.a. 15% Padi Gogo Per Hektar di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 1,87 g
2,36 f
2,84 e 2,76 e
3,42 d
3,45 d 3,39 d
4,47 a
3,91 bc 3,77 c
4,42 ab
4,18 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Kadar N, P dan K tanaman (%) diukur pada fase anthesis tanaman dengan mengambil daun tanaman sampel pada tiap petak percobaan kemudian dianalisis di laboratorium. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan dosis urea dari 0 sampai 90 kg N ha-1 tidak memberikan peningkatan kadar N tanaman, tetapi peningkatan urea menjadi 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 menyebabkan peningkatan yang nyata. Walaupun demikian, kadar N tanaman pada ke tiga perlakuan pemupukan urea tersebut tidak berbeda nyata (Tabel 6).
Kadar P tanaman juga tidak meningkat akibat peningkatan dosis N sampai 90 kg N ha-1, tetapi nilai variabel tersebut nyata meningkatkan dengan peningkatan dosis pupuk sampai 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1. Kadar P tanaman tidak berbeda pada perlakuan n2 dan n3 (Tabel 6).
Berbeda dengan kadar N dan P tanaman, kadar K tanaman tidak meningkat sampai pemberian pupuk urea 135 kg N ha-1, sedangkan pemberian pupuk urea dengan dosis 180 kg N ha-1 malah menurunkan kadar K tanaman sebesar 20,27%, dibandingkan pada dosis 135 kg N ha-1, yang membuat nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai pada perlakuan n0 dan n1 (Tabel 6). Kadar N tanaman menurun pada jarak tanam paling rapat (j3). Kadar P dan K tanaman tidak berbeda nyata pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba (Tabel 6).
Tabel 6. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Kadar N, P, K Jaringan Tanaman Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Kadar N (%) Kadar P (%) Kadar K (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
1,89 c
2,20 abc
2,37 a
2,28 ab

2,24 a
2,31 a
2,01 b 
0,32 b
0,34 b
0,37 a
0,38 a

0,37 a
0,36 a
0,32 a 
1,70 ab
1,74 ab
1,93 a
1,54 b

1,72 a
1,79 a
1,67 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Pembahasan
Perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam menunjukkan interaksi yang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil padi gogo. Hasil gabah tertinggi terlihat pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dan pada jarak tanam 20 cm x 15 cm (n2j2) yaitu sebesar 4,47 t ha-1. Hasil gabah k.a. 15% yang lebih tinggi ini disebabkan oleh meningkatnya komponen-komponen hasil yaitu, jumlah malai per rumpun dan jumlah biji per malai.
Hubungan antara dosis pupuk urea yang dicoba pada setiap jarak tanam (populasi) ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yji = 1,8559 + 0,018X (R2 = 0,93), Yj2 = 2,4017 + 0,012X (R2 = 0,91) dan Yj3 = 2,8265 + 0,0076X (R2 = 0,96). Dari persamaan ini, terlihat hasil gabah masih mungkin dapat meningkat. Pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba belum ditemukan dosis pemupukan nitrogen yang optimum.
Hubungan antara jarak tanam pada perlakuan dosis pupuk urea dengan hasil gabah ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yn135 – 0,9102 + 0,000004X – 0,000000000001X2, (R2 = 0,93). Dosis pupuk urea 135 kg N ha-1 merupakan dosis pemupukan urea yang memberikan hasil gabah k.a. 15 % tertinggi yaitu 4,47 t ha-1.
Peningkatan dosis pupuk urea sampai dosis 135 kg N ha-1 ternyata meningkatkan kadar N dan P jaringan. Dengan meningkatnya kadar N dan P tanaman menyebabkan peningkatan tinggi tanaman, panjang malai, persentase gabah isi, berat 1000 biji dan sekaligus dapat meningkatkan hasil gabah kering k.a. 15%. Analisis regresi parsial dan stepwise menunjukkan, dari ke tiga variable N, P dan K jaringan, hanya kadar N jaringan yang nyata berhubungan dengan hasil gabah, yang ditunjukkan oleh persamaan, Y = 0,74 + 1,23 N (r = 0,63*). Berpengaruhnya dosis pupuk urea terhadap hasil gabah erat kaitannya dengan rata-rata kadar N pada jaringan tanaman pada fase anthesis, yaitu rata-rata 2,18 yang tergolong tinggi.
Nitrogen adalah unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat, O2, dan H2O; namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein dan asam nukleat bilamana N tidak tersedia. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil (Nyakpa et al., 1988). Dengan adanya pemupukan, yaitu semakin meningkatnya dosis urea pada j1, j2 dan j3, hasil gabah juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Howard dan Tiller (1989) yang menyatakan bahwa takaran nitrogen tinggi nyata meningkatkan hasil biji jagung.
Pada percobaan yang dilakukan di Bangli ini diperoleh hasil gabah tertinggi sebesar 4,47 t ha-1, walaupun hasil ini tidak berbeda dengan hasil pada perlakuan dosis pemupukan 180 kg N ha-1. hasil gabah sebesar 4,47 t ha-1 ini, masih lebih rendah dari hasil penelitian Virgillus (2000) yaitu 5,1 t ha-1 pada varietas Sentani serta hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) yang mencapai 5,2 t ha-1 pada varietas C-22. Masih lebih rendahnya hasil gabah yang diperoleh tersebut karena dosis urea yang diberikan belum optimum, atau dapat pula diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yaitu rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan pada saat penelitian yang relative lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan selama penelitian adalah 432 mm dan 11 hari hujan, sedangkan pada bulan-bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya rata-rata curah hujan adalah 329 mm dan 11 hari hujan. Jenis tanah di lokasi penelitian dengan tekstur berpasir juga berpengaruh terhadap tidak efektipnya pemupukan urea sehingga muda leaching. Dengan demikian sebenarnya masih ada peluang untuk meningkatkan lagi produktivitas padi gogo varietas Danau Tempe dengan meningkatkan dosis dan mengefektipkan pemupukan urea.
 
KESIMPULAN
1. Interaksi antara perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a. 15%, tetapi interaksi tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang lainnya. Perlakuan dosis urea secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap hasil dan beberapa komponen hasil gabah lainnya serta kadar N, P dan K tanaman.
2. Perlakuan jarak tanam yang rapat secara nyata meningkatkan hasil dan semua komponen hasil gabah, kecuali panjang malai, kadar P dan K tanaman. Diperoleh hasil gabah k.a. tertinggi sebesar 4,47 t ha-1 pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dengan jumlah populasi optimum 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm)
3. Pada penelitian ini juga diperoleh jarak tanam (populasi) optimum pada dosis pemupukan 90 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 adalah sebesar 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm) dengan hasil gabah k.a. 15% yaitu 3,42 t ha-1 dan pada dosis pemupukan 180 kg N ha-1 diperoleh populasi optimum sebesar 500.000 rumpun per ha (20 cm x 10 cm) dengan hasil gabah 4,18 t ha-1.
4. Di antara ke tiga kadar hara (N, P dan K) tanaman, kadar N tanaman mempunyai hubungan yang paling erat dengan hasil gabah k.a. 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1991. Statistik Pertanian Propinsi Bali. Kantor Wilayah Pertanian Propinsi Bali, Denpasar.
Anonimous, 2002. Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali 2002. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali, Denpasar.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 
Gaspersz. V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan 2. Tarsito, Bandung.
Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1984. StatisticaPENGARUH BEBERAPA DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO DI LAHAN KERING
IB. Aribawa, Mastra Sunantara dan IK. Kariada
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
ABSTRAK
Percobaan dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali pada MH 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis urea (n) yang terdiri dari empat tingkat, yaitu : tanpa pupuk urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam padi gogo yang digunakan (j), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3). Variabel tanaman yang diamati dalam percobaan ini adalah : tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 100 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar NPK tanaman. Hasil percobaan menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam berpengaruh nyata (P<0,05) hanya terlihat pada variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1), sedangkan faktor tunggal pupuk urea berpengaruh nyata pada semua variabel tanaman yang diamati dan faktor tunggal jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata hanya pada variabel panjang malai. Hasil gabah k.a 15% tertinggi terlihat pada kombinasi perlakuan n2j2 yaitu 4,47 t ha-1.
Kata kunci : pupuk urea, jarak tanam, padi gogo, lahan kering
PENDAHULUAN
Luas lahan kering di Pulau Bali diperkirakan sekitar 218.119 hektar yang tersebar di bagian Utara dan Timur Pulau Bali. Dari luasan ini, lebih dari 50% diantaranya berpotensi diusahakan untuk pengembangan padi gogo (Anon, 1991 dan Anon, 2002). Penanaman padi gogo di Bali per tahun, rata-rata mencapai 1.063 hektar yang tersebar di enam kabupaten yaitu: Buleleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem dan Bangli. Areal penanaman padi gogo terluas adalah di Kabupaten Bangli yang mencapai 757 ha, dengan produktivitas yang sangat rendah yaitu 1,80 t ha-1 gabah k.a. 15%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil padi gogo yang mencapai 5 t ha-1 k.a. 15% (Anon, 2002). Rendahnya produktivitas padi gogo ini kemungkinan disebabkan karena kondisi iklim terutama jumlah dan distribusi curah hujan yang tidak merata, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan teknik budidaya yang masih sederhana, seperti pengaturan jarak tanam yang belum optimal.
Lahan kering umumnya kahat akan unsur N, dimana hara N ini, merupakan salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan dan hasil padi gogo. Di antara unsur hara tanaman, unsur N merupakan hara yang diperlukan dalam jumlah besar dan sering merupakan pembatas produksi padi gogo (Partorahardjo dan Makmur, 1996; Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea dengan dosis 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan produktivitas sampai 5,2 t ha-1 pada padi gogo varietas C-22 dan Klemas (Virgilus, 2000).
Disamping faktor hara, jarak tanam juga memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Petani biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya diantara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang rapat (20 cm x 10 cm) yang dikombinasikan dengan dosis pupuk urea yang tinggi (135 kg N ha-1) mampu meningkatkan komponen hasil dan hasil padi gogo, sehingga hasil gabah meningkat mencapai 5,2 t ha-1, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jarak tanam yang renggang (25 cm x 25 cm) dengan dosis urea yang rendah (45 kg N ha-1) yaitu 2,6 t ha-1.
Informasi mengenai pemanfatan pupuk urea dan jarak tanam pada padi gogo di lahan kering yang dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitasnya dirasa masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering.
BAHAN DAN METODE
Percobaan pemanfaatan pupuk urea dan jarak tanam ini dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli dari bulan Januari sampai dengan Mei 2003. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea (N) yang terdiri dari empat level yaitu : tanpa urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam (J), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3).
Ukuran petak yang digunakan adalah 4 m x 3 m denga varietas padi gogo Danau Tempe. Pupuk dasar yang digunakan 125 kg SP-36 ha-1 dan 75 kg KCl ha-1 yang diberikan sekaligus dan bersamaan pada saat tanam. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 1000 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar N, P dan K tanaman.
Data percobaan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila interaksi perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 5%, Jika hanya perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% (Gasperz, 1992). Hubungan antara hasil gabah dengan perlakuan dosis urea pada masing-masing jarak tanam dianalisis dengan regresi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diamati digunakan analisis korelasi. Keeratan hubungan antar kadar N, P dan K tanaman dengan hasil gabah dianalisis dengan regresi linier berganda. Variabel yang paling erat hubungannya dengan hasil gabah dianalisis dengan teknik regresi Stepwise (Gomez dan Gomez, 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan panjang malai padi gogo (P>0,01). Perlakuan dosis urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman (Tabel 1). Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan tinggi tanaman. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya (n3) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan n2. Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin tinggi tanaman padi gogo tersebut (Tabel 1).
Perlakuan dosis pupuk urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah anakan per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 (n0) sampai 180 kg N ha-1 (n3) mampu meningkatkan jumlah anakan per rumpun, walaupun peningkatan nilai tersebut tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan n2 dan n1 (Tabel 1). Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin sedikit jumlah anakan tanaman padi gogo tersebut. Jumlah anakan per rumpun terrendah terlihat pada perlakuan j3 yaitu 13,75 batang per rumpun dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan j1 (Tabel 1).
Perlakuan dosis urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)>0,05) terhadap panjang malai (Tabel 1). Pemberian pupuk urea sampai dosis 90 kg N ha-1 memberikan malai yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk urea, tetapi peningkatan dosis pemupukan sampai 135 kg N ha-1, tidak lagi meningkatkan panjang malai. Perlakuan jarak tanam memberikan panjang malai yang tidak berbeda nyata, walaupun demikiam terdapat kecendrungan semakin rapat jarak tanam, semakin pendek malai padi gogo tersebut (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Panjang Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec. Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang) Panjang malai (cm)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
73,33 c
82,89 b
87,11 a
85,56 a

80,08 b
82,75 ab
84,58 a
10,77 b
15,33 a
16,56 a
17,44 a

16,67 a
14,67 ab
13,75 b
17,00 c
19,44 ab
21,22 a
18,67 bc

19,42 a
19,08 a
18,75 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Hasil analisis statistik data terhadap berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi (P>0,01). Pada Tabel 2 terlihat, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan berat 1000 biji kering oven sampai 21,08%, tetapi peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, berat 1000 biji kering oven tertinggi terlihat pada perlakuan jarak tanam j2 yaitu 18,00 g (Tabel 2).
Peningkatan dosis pupuk urea mengakibatkan meningkatnya berat jerami kering oven tanaman. Dosis pupuk urea 180 kg N ha-1 memberikan berat jerami kering tertinggi yaitu 11,96 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan dosis urea lainnya (Tabel 2). Pada perlakuan jarak tanam, berat kering oven jerami tertinggi terlihat pada perlakuan j3 yaitu 11,41 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya.
Pemupukan urea sampai 135 kg N ha-1 secara nyata meningkatkan persentase gabah isi sampai 14,76%, dan peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak lagi meningkatkan nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, terlihat semakin rapat jarak tanam, persentase gabah isi tanaman padi gogo menurun secara nyata (Tabel 2).
 
Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Berat 1000 Biji, Berat Jerami Kering Oven dan Persentase Gabah Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Berat 1000 biji (g) Berat jerami (t ha-1) Persen gabah isi (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
15,37 b
16,67 b
18,61 a
18,05 a

17,05 b
18,00 a
16,47 b
10,01 c
10,76 b
10,97 b
11,96 a

10,43 b
10,94 b
11,41 a
79,19 c
83,73 b
90,88 a
88,18 a

86,97 a
86,94 a
85,58 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Tabel 3. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Malai Per Rumpun Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 7,67 e
5,67 fg
5,00 g 9,33 cd
7,67 e
7,00 f 10,33 abc
11,67 a
10,33 abc 11,00 ab
9,67 bc
8,00
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah kering k.a. 15% (Tabel 3, 4 dan 5).
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk N dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan jumlah malai per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya sampai 180 kg N ha-1 menurunkan jumlah malai per rumpun pada jarak tanam yang lebih rapat yaitu j2 dan j3, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam paling renggang (j1) (Table 3).
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Biji Per Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 76,33 bc
72,67 bc
69,00 c 71,67 bc
73,33 bc
69,33 c 87,33 ab
97,33 a
85,67 ab 81,67 abc
87,67 ab
80,50 bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%.
Perlakuan jarak tanam ternyata tidak mengakibatkan perbedaan jumlah biji per malai pada masing-masing perlakuan dosis pupuk urea. Pada jarak tanam paling renggang (j1) peningkatan dosis urea yang semakin meningkat ternyata tidak mengakibatkan perubahan jumlah biji per malai (Tabel 4). Pada jarak tanam yang lebih rapat (j2 dan j3) peningkatan dosis urea dari 0 sampai 135 kg N ha-1 nyata meningkatkan jumlah biji per malai. Peningkatan dosis pupuk urea menjadi 180 kg N ha-1 tidak mengakibatkan peningkatan jumlah biji per malai pada ke dua jarak tanam tersebut.
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan hasil gabah k.a. 15% masing-masing 81,61%, 89,51% dan 37,68% pada j1, j2 dan j3 (Tabel 5). Peningkatan dosis urea selanjutnya menjadi 180 kg N ha-1 hanya meningkatkan hasil gabah pada jarak paling renggang yaitu 11,21%, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam lebih rapat (j2 dan j3).
Pada perlakuan tanpa pupuk urea dan perlakuan 90 kg N ha-1, makin rapat tanaman mengakibatkan makin tingginya hasil gabah, tetapi pada perlakuan pupuk 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1, makin rapat tanaman sampai pada perlakuan j2, makin meningkatkan hasil gabah. Selanjutnya pada perlakuan jarak tanam paling rapat (j3) menurunkan berat gabah tanaman padi gogo (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Hasil Gabah Kering k.a. 15% Padi Gogo Per Hektar di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 1,87 g
2,36 f
2,84 e 2,76 e
3,42 d
3,45 d 3,39 d
4,47 a
3,91 bc 3,77 c
4,42 ab
4,18 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Kadar N, P dan K tanaman (%) diukur pada fase anthesis tanaman dengan mengambil daun tanaman sampel pada tiap petak percobaan kemudian dianalisis di laboratorium. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan dosis urea dari 0 sampai 90 kg N ha-1 tidak memberikan peningkatan kadar N tanaman, tetapi peningkatan urea menjadi 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 menyebabkan peningkatan yang nyata. Walaupun demikian, kadar N tanaman pada ke tiga perlakuan pemupukan urea tersebut tidak berbeda nyata (Tabel 6).
Kadar P tanaman juga tidak meningkat akibat peningkatan dosis N sampai 90 kg N ha-1, tetapi nilai variabel tersebut nyata meningkatkan dengan peningkatan dosis pupuk sampai 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1. Kadar P tanaman tidak berbeda pada perlakuan n2 dan n3 (Tabel 6).
Berbeda dengan kadar N dan P tanaman, kadar K tanaman tidak meningkat sampai pemberian pupuk urea 135 kg N ha-1, sedangkan pemberian pupuk urea dengan dosis 180 kg N ha-1 malah menurunkan kadar K tanaman sebesar 20,27%, dibandingkan pada dosis 135 kg N ha-1, yang membuat nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai pada perlakuan n0 dan n1 (Tabel 6). Kadar N tanaman menurun pada jarak tanam paling rapat (j3). Kadar P dan K tanaman tidak berbeda nyata pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba (Tabel 6).
Tabel 6. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Kadar N, P, K Jaringan Tanaman Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Kadar N (%) Kadar P (%) Kadar K (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
1,89 c
2,20 abc
2,37 a
2,28 ab

2,24 a
2,31 a
2,01 b
0,32 b
0,34 b
0,37 a
0,38 a

0,37 a
0,36 a
0,32 a
1,70 ab
1,74 ab
1,93 a
1,54 b

1,72 a
1,79 a
1,67 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Pembahasan
Perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam menunjukkan interaksi yang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil padi gogo. Hasil gabah tertinggi terlihat pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dan pada jarak tanam 20 cm x 15 cm (n2j2) yaitu sebesar 4,47 t ha-1. Hasil gabah k.a. 15% yang lebih tinggi ini disebabkan oleh meningkatnya komponen-komponen hasil yaitu, jumlah malai per rumpun dan jumlah biji per malai.
Hubungan antara dosis pupuk urea yang dicoba pada setiap jarak tanam (populasi) ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yji = 1,8559 + 0,018X (R2 = 0,93), Yj2 = 2,4017 + 0,012X (R2 = 0,91) dan Yj3 = 2,8265 + 0,0076X (R2 = 0,96). Dari persamaan ini, terlihat hasil gabah masih mungkin dapat meningkat. Pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba belum ditemukan dosis pemupukan nitrogen yang optimum.
Hubungan antara jarak tanam pada perlakuan dosis pupuk urea dengan hasil gabah ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yn135 – 0,9102 + 0,000004X – 0,000000000001X2, (R2 = 0,93). Dosis pupuk urea 135 kg N ha-1 merupakan dosis pemupukan urea yang memberikan hasil gabah k.a. 15 % tertinggi yaitu 4,47 t ha-1.
Peningkatan dosis pupuk urea sampai dosis 135 kg N ha-1 ternyata meningkatkan kadar N dan P jaringan. Dengan meningkatnya kadar N dan P tanaman menyebabkan peningkatan tinggi tanaman, panjang malai, persentase gabah isi, berat 1000 biji dan sekaligus dapat meningkatkan hasil gabah kering k.a. 15%. Analisis regresi parsial dan stepwise menunjukkan, dari ke tiga variable N, P dan K jaringan, hanya kadar N jaringan yang nyata berhubungan dengan hasil gabah, yang ditunjukkan oleh persamaan, Y = 0,74 + 1,23 N (r = 0,63*). Berpengaruhnya dosis pupuk urea terhadap hasil gabah erat kaitannya dengan rata-rata kadar N pada jaringan tanaman pada fase anthesis, yaitu rata-rata 2,18 yang tergolong tinggi.
Nitrogen adalah unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat, O2, dan H2O; namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein dan asam nukleat bilamana N tidak tersedia. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil (Nyakpa et al., 1988). Dengan adanya pemupukan, yaitu semakin meningkatnya dosis urea pada j1, j2 dan j3, hasil gabah juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Howard dan Tiller (1989) yang menyatakan bahwa takaran nitrogen tinggi nyata meningkatkan hasil biji jagung.
Pada percobaan yang dilakukan di Bangli ini diperoleh hasil gabah tertinggi sebesar 4,47 t ha-1, walaupun hasil ini tidak berbeda dengan hasil pada perlakuan dosis pemupukan 180 kg N ha-1. hasil gabah sebesar 4,47 t ha-1 ini, masih lebih rendah dari hasil penelitian Virgillus (2000) yaitu 5,1 t ha-1 pada varietas Sentani serta hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) yang mencapai 5,2 t ha-1 pada varietas C-22. Masih lebih rendahnya hasil gabah yang diperoleh tersebut karena dosis urea yang diberikan belum optimum, atau dapat pula diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yaitu rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan pada saat penelitian yang relative lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan selama penelitian adalah 432 mm dan 11 hari hujan, sedangkan pada bulan-bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya rata-rata curah hujan adalah 329 mm dan 11 hari hujan. Jenis tanah di lokasi penelitian dengan tekstur berpasir juga berpengaruh terhadap tidak efektipnya pemupukan urea sehingga muda leaching. Dengan demikian sebenarnya masih ada peluang untuk meningkatkan lagi produktivitas padi gogo varietas Danau Tempe dengan meningkatkan dosis dan mengefektipkan pemupukan urea.
 
KESIMPULAN
1. Interaksi antara perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a. 15%, tetapi interaksi tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang lainnya. Perlakuan dosis urea secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap hasil dan beberapa komponen hasil gabah lainnya serta kadar N, P dan K tanaman.
2. Perlakuan jarak tanam yang rapat secara nyata meningkatkan hasil dan semua komponen hasil gabah, kecuali panjang malai, kadar P dan K tanaman. Diperoleh hasil gabah k.a. tertinggi sebesar 4,47 t ha-1 pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dengan jumlah populasi optimum 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm)
3. Pada penelitian ini juga diperoleh jarak tanam (populasi) optimum pada dosis pemupukan 90 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 adalah sebesar 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm) dengan hasil gabah k.a. 15% yaitu 3,42 t ha-1 dan pada dosis pemupukan 180 kg N ha-1 diperoleh populasi optimum sebesar 500.000 rumpun per ha (20 cm x 10 cm) dengan hasil gabah 4,18 t ha-1.
4. Di antara ke tiga kadar hara (N, P dan K) tanaman, kadar N tanaman mempunyai hubungan yang paling erat dengan hasil gabah k.a. 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1991. Statistik Pertanian Propinsi Bali. Kantor Wilayah Pertanian Propinsi Bali, Denpasar.
Anonimous, 2002. Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali 2002. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali, Denpasar.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Gaspersz. V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan 2. Tarsito, Bandung.
Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1984. Statistical Procedure for Agricultural Research. 2nd Edition. A. Wiley-Inter Science. Publ. Jhon Wiley & Sons. New York-Singapura.
Howard, D.D. and D.D. Tyler. 1989. Nitrogen Source, Rate, and Application Method for No-Tillage Corn. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 1573-1577.
Nyakpa, Y.M., A.A. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Unila, Lampung.
Partorahardjo, S. dan A. Makmur. 1996. Peningkatan Produksi Padi Gogo. Pemb. Penelitian Sukarami. Vol. VIII : 5-10
Virgilus, H. 2000. Pemupukan Berimbang pada Padi Gogo. Balittan, Bogor. Vol. VII : 10-15.


l Procedure for Agricultural Research. 2nd Edition. A. Wiley-Inter Science. Publ. Jhon Wiley & Sons. New York-Singapura. 
Howard, D.D. and D.D. Tyler. 1989. Nitrogen Source, Rate, and Application Method for No-Tillage Corn. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 1573-1577.
Nyakpa, Y.M., A.A. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Unila, Lampung.
Partorahardjo, S. dan A. Makmur. 1996. Peningkatan Produksi Padi Gogo. Pemb. Penelitian Sukarami. Vol. VIII : 5-10
Virgilus, H. 2000. Pemupukan Berimbang pada Padi Gogo. Balittan, Bogor. Vol. VII : 10-15.

PENGARUH BEBERAPA DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO DI LAHAN KERING

IB. Aribawa, Mastra Sunantara dan IK. Kariada
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
ABSTRAK
Percobaan dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali pada MH 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis urea (n) yang terdiri dari empat tingkat, yaitu : tanpa pupuk urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam padi gogo yang digunakan (j), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3). Variabel tanaman yang diamati dalam percobaan ini adalah : tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 100 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar NPK tanaman. Hasil percobaan menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam berpengaruh nyata (P<0,05) hanya terlihat pada variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1), sedangkan faktor tunggal pupuk urea berpengaruh nyata pada semua variabel tanaman yang diamati dan faktor tunggal jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata hanya pada variabel panjang malai. Hasil gabah k.a 15% tertinggi terlihat pada kombinasi perlakuan n2j2 yaitu 4,47 t ha-1.
Kata kunci : pupuk urea, jarak tanam, padi gogo, lahan kering
PENDAHULUAN
Luas lahan kering di Pulau Bali diperkirakan sekitar 218.119 hektar yang tersebar di bagian Utara dan Timur Pulau Bali. Dari luasan ini, lebih dari 50% diantaranya berpotensi diusahakan untuk pengembangan padi gogo (Anon, 1991 dan Anon, 2002). Penanaman padi gogo di Bali per tahun, rata-rata mencapai 1.063 hektar yang tersebar di enam kabupaten yaitu: Buleleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem dan Bangli. Areal penanaman padi gogo terluas adalah di Kabupaten Bangli yang mencapai 757 ha, dengan produktivitas yang sangat rendah yaitu 1,80 t ha-1 gabah k.a. 15%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil padi gogo yang mencapai 5 t ha-1 k.a. 15% (Anon, 2002). Rendahnya produktivitas padi gogo ini kemungkinan disebabkan karena kondisi iklim terutama jumlah dan distribusi curah hujan yang tidak merata, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan teknik budidaya yang masih sederhana, seperti pengaturan jarak tanam yang belum optimal.
Lahan kering umumnya kahat akan unsur N, dimana hara N ini, merupakan salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan dan hasil padi gogo. Di antara unsur hara tanaman, unsur N merupakan hara yang diperlukan dalam jumlah besar dan sering merupakan pembatas produksi padi gogo (Partorahardjo dan Makmur, 1996; Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea dengan dosis 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan produktivitas sampai 5,2 t ha-1 pada padi gogo varietas C-22 dan Klemas (Virgilus, 2000).
Disamping faktor hara, jarak tanam juga memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Petani biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya diantara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang rapat (20 cm x 10 cm) yang dikombinasikan dengan dosis pupuk urea yang tinggi (135 kg N ha-1) mampu meningkatkan komponen hasil dan hasil padi gogo, sehingga hasil gabah meningkat mencapai 5,2 t ha-1, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jarak tanam yang renggang (25 cm x 25 cm) dengan dosis urea yang rendah (45 kg N ha-1) yaitu 2,6 t ha-1.
Informasi mengenai pemanfatan pupuk urea dan jarak tanam pada padi gogo di lahan kering yang dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitasnya dirasa masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. 
BAHAN DAN METODE
Percobaan pemanfaatan pupuk urea dan jarak tanam ini dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli dari bulan Januari sampai dengan Mei 2003. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea (N) yang terdiri dari empat level yaitu : tanpa urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam (J), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3).
Ukuran petak yang digunakan adalah 4 m x 3 m denga varietas padi gogo Danau Tempe. Pupuk dasar yang digunakan 125 kg SP-36 ha-1 dan 75 kg KCl ha-1 yang diberikan sekaligus dan bersamaan pada saat tanam. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 1000 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar N, P dan K tanaman.
Data percobaan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila interaksi perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 5%, Jika hanya perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% (Gasperz, 1992). Hubungan antara hasil gabah dengan perlakuan dosis urea pada masing-masing jarak tanam dianalisis dengan regresi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diamati digunakan analisis korelasi. Keeratan hubungan antar kadar N, P dan K tanaman dengan hasil gabah dianalisis dengan regresi linier berganda. Variabel yang paling erat hubungannya dengan hasil gabah dianalisis dengan teknik regresi Stepwise (Gomez dan Gomez, 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan panjang malai padi gogo (P>0,01). Perlakuan dosis urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman (Tabel 1). Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan tinggi tanaman. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya (n3) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan n2. Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin tinggi tanaman padi gogo tersebut (Tabel 1).
Perlakuan dosis pupuk urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah anakan per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 (n0) sampai 180 kg N ha-1 (n3) mampu meningkatkan jumlah anakan per rumpun, walaupun peningkatan nilai tersebut tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan n2 dan n1 (Tabel 1). Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin sedikit jumlah anakan tanaman padi gogo tersebut. Jumlah anakan per rumpun terrendah terlihat pada perlakuan j3 yaitu 13,75 batang per rumpun dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan j1 (Tabel 1).
Perlakuan dosis urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)>0,05) terhadap panjang malai (Tabel 1). Pemberian pupuk urea sampai dosis 90 kg N ha-1 memberikan malai yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk urea, tetapi peningkatan dosis pemupukan sampai 135 kg N ha-1, tidak lagi meningkatkan panjang malai. Perlakuan jarak tanam memberikan panjang malai yang tidak berbeda nyata, walaupun demikiam terdapat kecendrungan semakin rapat jarak tanam, semakin pendek malai padi gogo tersebut (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Panjang Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec. Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang) Panjang malai (cm)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
73,33 c
82,89 b
87,11 a
85,56 a

80,08 b
82,75 ab
84,58 a 
10,77 b
15,33 a
16,56 a
17,44 a

16,67 a
14,67 ab
13,75 b 
17,00 c
19,44 ab
21,22 a
18,67 bc

19,42 a
19,08 a
18,75 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Hasil analisis statistik data terhadap berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi (P>0,01). Pada Tabel 2 terlihat, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan berat 1000 biji kering oven sampai 21,08%, tetapi peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, berat 1000 biji kering oven tertinggi terlihat pada perlakuan jarak tanam j2 yaitu 18,00 g (Tabel 2).
Peningkatan dosis pupuk urea mengakibatkan meningkatnya berat jerami kering oven tanaman. Dosis pupuk urea 180 kg N ha-1 memberikan berat jerami kering tertinggi yaitu 11,96 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan dosis urea lainnya (Tabel 2). Pada perlakuan jarak tanam, berat kering oven jerami tertinggi terlihat pada perlakuan j3 yaitu 11,41 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya. 
Pemupukan urea sampai 135 kg N ha-1 secara nyata meningkatkan persentase gabah isi sampai 14,76%, dan peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak lagi meningkatkan nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, terlihat semakin rapat jarak tanam, persentase gabah isi tanaman padi gogo menurun secara nyata (Tabel 2).
 
Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Berat 1000 Biji, Berat Jerami Kering Oven dan Persentase Gabah Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Berat 1000 biji (g) Berat jerami (t ha-1) Persen gabah isi (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
15,37 b
16,67 b
18,61 a
18,05 a

17,05 b
18,00 a
16,47 b 
10,01 c
10,76 b
10,97 b
11,96 a

10,43 b
10,94 b
11,41 a 
79,19 c
83,73 b
90,88 a
88,18 a

86,97 a
86,94 a
85,58 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Tabel 3. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Malai Per Rumpun Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 7,67 e
5,67 fg
5,00 g 9,33 cd
7,67 e
7,00 f 10,33 abc
11,67 a
10,33 abc 11,00 ab
9,67 bc
8,00
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah kering k.a. 15% (Tabel 3, 4 dan 5).
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk N dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan jumlah malai per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya sampai 180 kg N ha-1 menurunkan jumlah malai per rumpun pada jarak tanam yang lebih rapat yaitu j2 dan j3, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam paling renggang (j1) (Table 3).
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Biji Per Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 76,33 bc
72,67 bc
69,00 c 71,67 bc
73,33 bc
69,33 c 87,33 ab
97,33 a
85,67 ab 81,67 abc
87,67 ab
80,50 bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%.
Perlakuan jarak tanam ternyata tidak mengakibatkan perbedaan jumlah biji per malai pada masing-masing perlakuan dosis pupuk urea. Pada jarak tanam paling renggang (j1) peningkatan dosis urea yang semakin meningkat ternyata tidak mengakibatkan perubahan jumlah biji per malai (Tabel 4). Pada jarak tanam yang lebih rapat (j2 dan j3) peningkatan dosis urea dari 0 sampai 135 kg N ha-1 nyata meningkatkan jumlah biji per malai. Peningkatan dosis pupuk urea menjadi 180 kg N ha-1 tidak mengakibatkan peningkatan jumlah biji per malai pada ke dua jarak tanam tersebut.
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan hasil gabah k.a. 15% masing-masing 81,61%, 89,51% dan 37,68% pada j1, j2 dan j3 (Tabel 5). Peningkatan dosis urea selanjutnya menjadi 180 kg N ha-1 hanya meningkatkan hasil gabah pada jarak paling renggang yaitu 11,21%, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam lebih rapat (j2 dan j3).
Pada perlakuan tanpa pupuk urea dan perlakuan 90 kg N ha-1, makin rapat tanaman mengakibatkan makin tingginya hasil gabah, tetapi pada perlakuan pupuk 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1, makin rapat tanaman sampai pada perlakuan j2, makin meningkatkan hasil gabah. Selanjutnya pada perlakuan jarak tanam paling rapat (j3) menurunkan berat gabah tanaman padi gogo (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Hasil Gabah Kering k.a. 15% Padi Gogo Per Hektar di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 1,87 g
2,36 f
2,84 e 2,76 e
3,42 d
3,45 d 3,39 d
4,47 a
3,91 bc 3,77 c
4,42 ab
4,18 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Kadar N, P dan K tanaman (%) diukur pada fase anthesis tanaman dengan mengambil daun tanaman sampel pada tiap petak percobaan kemudian dianalisis di laboratorium. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan dosis urea dari 0 sampai 90 kg N ha-1 tidak memberikan peningkatan kadar N tanaman, tetapi peningkatan urea menjadi 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 menyebabkan peningkatan yang nyata. Walaupun demikian, kadar N tanaman pada ke tiga perlakuan pemupukan urea tersebut tidak berbeda nyata (Tabel 6).
Kadar P tanaman juga tidak meningkat akibat peningkatan dosis N sampai 90 kg N ha-1, tetapi nilai variabel tersebut nyata meningkatkan dengan peningkatan dosis pupuk sampai 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1. Kadar P tanaman tidak berbeda pada perlakuan n2 dan n3 (Tabel 6).
Berbeda dengan kadar N dan P tanaman, kadar K tanaman tidak meningkat sampai pemberian pupuk urea 135 kg N ha-1, sedangkan pemberian pupuk urea dengan dosis 180 kg N ha-1 malah menurunkan kadar K tanaman sebesar 20,27%, dibandingkan pada dosis 135 kg N ha-1, yang membuat nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai pada perlakuan n0 dan n1 (Tabel 6). Kadar N tanaman menurun pada jarak tanam paling rapat (j3). Kadar P dan K tanaman tidak berbeda nyata pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba (Tabel 6).
Tabel 6. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Kadar N, P, K Jaringan Tanaman Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Kadar N (%) Kadar P (%) Kadar K (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3 
1,89 c
2,20 abc
2,37 a
2,28 ab

2,24 a
2,31 a
2,01 b 
0,32 b
0,34 b
0,37 a
0,38 a

0,37 a
0,36 a
0,32 a 
1,70 ab
1,74 ab
1,93 a
1,54 b

1,72 a
1,79 a
1,67 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. 
Pembahasan
Perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam menunjukkan interaksi yang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil padi gogo. Hasil gabah tertinggi terlihat pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dan pada jarak tanam 20 cm x 15 cm (n2j2) yaitu sebesar 4,47 t ha-1. Hasil gabah k.a. 15% yang lebih tinggi ini disebabkan oleh meningkatnya komponen-komponen hasil yaitu, jumlah malai per rumpun dan jumlah biji per malai.
Hubungan antara dosis pupuk urea yang dicoba pada setiap jarak tanam (populasi) ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yji = 1,8559 + 0,018X (R2 = 0,93), Yj2 = 2,4017 + 0,012X (R2 = 0,91) dan Yj3 = 2,8265 + 0,0076X (R2 = 0,96). Dari persamaan ini, terlihat hasil gabah masih mungkin dapat meningkat. Pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba belum ditemukan dosis pemupukan nitrogen yang optimum.
Hubungan antara jarak tanam pada perlakuan dosis pupuk urea dengan hasil gabah ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yn135 – 0,9102 + 0,000004X – 0,000000000001X2, (R2 = 0,93). Dosis pupuk urea 135 kg N ha-1 merupakan dosis pemupukan urea yang memberikan hasil gabah k.a. 15 % tertinggi yaitu 4,47 t ha-1.
Peningkatan dosis pupuk urea sampai dosis 135 kg N ha-1 ternyata meningkatkan kadar N dan P jaringan. Dengan meningkatnya kadar N dan P tanaman menyebabkan peningkatan tinggi tanaman, panjang malai, persentase gabah isi, berat 1000 biji dan sekaligus dapat meningkatkan hasil gabah kering k.a. 15%. Analisis regresi parsial dan stepwise menunjukkan, dari ke tiga variable N, P dan K jaringan, hanya kadar N jaringan yang nyata berhubungan dengan hasil gabah, yang ditunjukkan oleh persamaan, Y = 0,74 + 1,23 N (r = 0,63*). Berpengaruhnya dosis pupuk urea terhadap hasil gabah erat kaitannya dengan rata-rata kadar N pada jaringan tanaman pada fase anthesis, yaitu rata-rata 2,18 yang tergolong tinggi.
Nitrogen adalah unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat, O2, dan H2O; namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein dan asam nukleat bilamana N tidak tersedia. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil (Nyakpa et al., 1988). Dengan adanya pemupukan, yaitu semakin meningkatnya dosis urea pada j1, j2 dan j3, hasil gabah juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Howard dan Tiller (1989) yang menyatakan bahwa takaran nitrogen tinggi nyata meningkatkan hasil biji jagung.
Pada percobaan yang dilakukan di Bangli ini diperoleh hasil gabah tertinggi sebesar 4,47 t ha-1, walaupun hasil ini tidak berbeda dengan hasil pada perlakuan dosis pemupukan 180 kg N ha-1. hasil gabah sebesar 4,47 t ha-1 ini, masih lebih rendah dari hasil penelitian Virgillus (2000) yaitu 5,1 t ha-1 pada varietas Sentani serta hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) yang mencapai 5,2 t ha-1 pada varietas C-22. Masih lebih rendahnya hasil gabah yang diperoleh tersebut karena dosis urea yang diberikan belum optimum, atau dapat pula diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yaitu rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan pada saat penelitian yang relative lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan selama penelitian adalah 432 mm dan 11 hari hujan, sedangkan pada bulan-bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya rata-rata curah hujan adalah 329 mm dan 11 hari hujan. Jenis tanah di lokasi penelitian dengan tekstur berpasir juga berpengaruh terhadap tidak efektipnya pemupukan urea sehingga muda leaching. Dengan demikian sebenarnya masih ada peluang untuk meningkatkan lagi produktivitas padi gogo varietas Danau Tempe dengan meningkatkan dosis dan mengefektipkan pemupukan urea.
 
KESIMPULAN
1. Interaksi antara perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a. 15%, tetapi interaksi tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang lainnya. Perlakuan dosis urea secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap hasil dan beberapa komponen hasil gabah lainnya serta kadar N, P dan K tanaman.
2. Perlakuan jarak tanam yang rapat secara nyata meningkatkan hasil dan semua komponen hasil gabah, kecuali panjang malai, kadar P dan K tanaman. Diperoleh hasil gabah k.a. tertinggi sebesar 4,47 t ha-1 pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dengan jumlah populasi optimum 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm)
3. Pada penelitian ini juga diperoleh jarak tanam (populasi) optimum pada dosis pemupukan 90 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 adalah sebesar 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm) dengan hasil gabah k.a. 15% yaitu 3,42 t ha-1 dan pada dosis pemupukan 180 kg N ha-1 diperoleh populasi optimum sebesar 500.000 rumpun per ha (20 cm x 10 cm) dengan hasil gabah 4,18 t ha-1.
4. Di antara ke tiga kadar hara (N, P dan K) tanaman, kadar N tanaman mempunyai hubungan yang paling erat dengan hasil gabah k.a. 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1991. Statistik Pertanian Propinsi Bali. Kantor Wilayah Pertanian Propinsi Bali, Denpasar.
Anonimous, 2002. Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali 2002. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali, Denpasar.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 
Gaspersz. V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan 2. Tarsito, Bandung.
Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1984. StatisticaPENGARUH BEBERAPA DOSIS PUPUK UREA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO DI LAHAN KERING
IB. Aribawa, Mastra Sunantara dan IK. Kariada
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar
ABSTRAK
Percobaan dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali pada MH 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis urea (n) yang terdiri dari empat tingkat, yaitu : tanpa pupuk urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam padi gogo yang digunakan (j), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3). Variabel tanaman yang diamati dalam percobaan ini adalah : tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 100 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar NPK tanaman. Hasil percobaan menunjukkan, interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam berpengaruh nyata (P<0,05) hanya terlihat pada variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1), sedangkan faktor tunggal pupuk urea berpengaruh nyata pada semua variabel tanaman yang diamati dan faktor tunggal jarak tanam tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata hanya pada variabel panjang malai. Hasil gabah k.a 15% tertinggi terlihat pada kombinasi perlakuan n2j2 yaitu 4,47 t ha-1.
Kata kunci : pupuk urea, jarak tanam, padi gogo, lahan kering
PENDAHULUAN
Luas lahan kering di Pulau Bali diperkirakan sekitar 218.119 hektar yang tersebar di bagian Utara dan Timur Pulau Bali. Dari luasan ini, lebih dari 50% diantaranya berpotensi diusahakan untuk pengembangan padi gogo (Anon, 1991 dan Anon, 2002). Penanaman padi gogo di Bali per tahun, rata-rata mencapai 1.063 hektar yang tersebar di enam kabupaten yaitu: Buleleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem dan Bangli. Areal penanaman padi gogo terluas adalah di Kabupaten Bangli yang mencapai 757 ha, dengan produktivitas yang sangat rendah yaitu 1,80 t ha-1 gabah k.a. 15%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil padi gogo yang mencapai 5 t ha-1 k.a. 15% (Anon, 2002). Rendahnya produktivitas padi gogo ini kemungkinan disebabkan karena kondisi iklim terutama jumlah dan distribusi curah hujan yang tidak merata, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan teknik budidaya yang masih sederhana, seperti pengaturan jarak tanam yang belum optimal.
Lahan kering umumnya kahat akan unsur N, dimana hara N ini, merupakan salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan dan hasil padi gogo. Di antara unsur hara tanaman, unsur N merupakan hara yang diperlukan dalam jumlah besar dan sering merupakan pembatas produksi padi gogo (Partorahardjo dan Makmur, 1996; Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea dengan dosis 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan produktivitas sampai 5,2 t ha-1 pada padi gogo varietas C-22 dan Klemas (Virgilus, 2000).
Disamping faktor hara, jarak tanam juga memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Petani biasanya menggunakan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap air, unsur hara maupun cahaya diantara individu tanaman. Jarak tanam menentukan populasi tanaman dalam suatu luasan tertentu, sehingga pengaturan yang baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tersebut. Hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang rapat (20 cm x 10 cm) yang dikombinasikan dengan dosis pupuk urea yang tinggi (135 kg N ha-1) mampu meningkatkan komponen hasil dan hasil padi gogo, sehingga hasil gabah meningkat mencapai 5,2 t ha-1, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jarak tanam yang renggang (25 cm x 25 cm) dengan dosis urea yang rendah (45 kg N ha-1) yaitu 2,6 t ha-1.
Informasi mengenai pemanfatan pupuk urea dan jarak tanam pada padi gogo di lahan kering yang dapat dipakai sebagai acuan untuk meningkatkan produktivitasnya dirasa masih kurang, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo di lahan kering.
BAHAN DAN METODE
Percobaan pemanfaatan pupuk urea dan jarak tanam ini dilakukan di lahan kering Desa Kayu Amba, Kecamatan Susut, Bangli dari bulan Januari sampai dengan Mei 2003. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea (N) yang terdiri dari empat level yaitu : tanpa urea (n0); 90 kg N ha-1 (n1); 135 kg N ha-1 (n2) dan 180 kg N ha-1 (n3). Faktor ke dua adalah jarak tanam (J), terdiri dari tiga tingkat, yaitu : jarak tanam 25 cm x 25 cm (j1); jarak tanam 20 cm x 15 cm (j2) dan jarak tanam 20 cm x 10 cm (j3).
Ukuran petak yang digunakan adalah 4 m x 3 m denga varietas padi gogo Danau Tempe. Pupuk dasar yang digunakan 125 kg SP-36 ha-1 dan 75 kg KCl ha-1 yang diberikan sekaligus dan bersamaan pada saat tanam. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai per rumpun, jumlah biji per malai, bobot 1000 biji kering oven (g), berat jerami kering oven (t ha-1), persentase gabah isi (%) dan hasil gabah k.a 15% (t ha-1) serta kadar N, P dan K tanaman.
Data percobaan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila interaksi perlakuan menunjukkan pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 5%, Jika hanya perlakuan tunggal yang berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% (Gasperz, 1992). Hubungan antara hasil gabah dengan perlakuan dosis urea pada masing-masing jarak tanam dianalisis dengan regresi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diamati digunakan analisis korelasi. Keeratan hubungan antar kadar N, P dan K tanaman dengan hasil gabah dianalisis dengan regresi linier berganda. Variabel yang paling erat hubungannya dengan hasil gabah dianalisis dengan teknik regresi Stepwise (Gomez dan Gomez, 1984).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan panjang malai padi gogo (P>0,01). Perlakuan dosis urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman (Tabel 1). Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan tinggi tanaman. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya (n3) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan n2. Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin tinggi tanaman padi gogo tersebut (Tabel 1).
Perlakuan dosis pupuk urea dan jarak tanam secara tunggal menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah anakan per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 (n0) sampai 180 kg N ha-1 (n3) mampu meningkatkan jumlah anakan per rumpun, walaupun peningkatan nilai tersebut tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan n2 dan n1 (Tabel 1). Pada perlakuan tunggal jarak tanam, terlihat semakin rapat tanaman atau semakin banyak jumlah populasi tanaman, semakin sedikit jumlah anakan tanaman padi gogo tersebut. Jumlah anakan per rumpun terrendah terlihat pada perlakuan j3 yaitu 13,75 batang per rumpun dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan j1 (Tabel 1).
Perlakuan dosis urea menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)>0,05) terhadap panjang malai (Tabel 1). Pemberian pupuk urea sampai dosis 90 kg N ha-1 memberikan malai yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk urea, tetapi peningkatan dosis pemupukan sampai 135 kg N ha-1, tidak lagi meningkatkan panjang malai. Perlakuan jarak tanam memberikan panjang malai yang tidak berbeda nyata, walaupun demikiam terdapat kecendrungan semakin rapat jarak tanam, semakin pendek malai padi gogo tersebut (Tabel 1).
Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan dan Panjang Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec. Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang) Panjang malai (cm)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
73,33 c
82,89 b
87,11 a
85,56 a

80,08 b
82,75 ab
84,58 a
10,77 b
15,33 a
16,56 a
17,44 a

16,67 a
14,67 ab
13,75 b
17,00 c
19,44 ab
21,22 a
18,67 bc

19,42 a
19,08 a
18,75 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Hasil analisis statistik data terhadap berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis statistik data menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan dosis urea dan jarak tanam terhadap variabel berat 1000 biji, berat jerami kering oven dan persentase gabah isi (P>0,01). Pada Tabel 2 terlihat, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1 dapat meningkatkan berat 1000 biji kering oven sampai 21,08%, tetapi peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak menunjukkan perbedaan nyata nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, berat 1000 biji kering oven tertinggi terlihat pada perlakuan jarak tanam j2 yaitu 18,00 g (Tabel 2).
Peningkatan dosis pupuk urea mengakibatkan meningkatnya berat jerami kering oven tanaman. Dosis pupuk urea 180 kg N ha-1 memberikan berat jerami kering tertinggi yaitu 11,96 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan dosis urea lainnya (Tabel 2). Pada perlakuan jarak tanam, berat kering oven jerami tertinggi terlihat pada perlakuan j3 yaitu 11,41 t ha-1 dan berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya.
Pemupukan urea sampai 135 kg N ha-1 secara nyata meningkatkan persentase gabah isi sampai 14,76%, dan peningkatan dosis sampai 180 kg N ha-1 tidak lagi meningkatkan nilai variabel tersebut. Pada perlakuan jarak tanam, terlihat semakin rapat jarak tanam, persentase gabah isi tanaman padi gogo menurun secara nyata (Tabel 2).
 
Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Berat 1000 Biji, Berat Jerami Kering Oven dan Persentase Gabah Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Berat 1000 biji (g) Berat jerami (t ha-1) Persen gabah isi (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
15,37 b
16,67 b
18,61 a
18,05 a

17,05 b
18,00 a
16,47 b
10,01 c
10,76 b
10,97 b
11,96 a

10,43 b
10,94 b
11,41 a
79,19 c
83,73 b
90,88 a
88,18 a

86,97 a
86,94 a
85,58 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Tabel 3. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Malai Per Rumpun Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 7,67 e
5,67 fg
5,00 g 9,33 cd
7,67 e
7,00 f 10,33 abc
11,67 a
10,33 abc 11,00 ab
9,67 bc
8,00
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Interaksi perlakuan dosis urea dan jarak tanam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah kering k.a. 15% (Tabel 3, 4 dan 5).
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk N dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan jumlah malai per rumpun. Peningkatan dosis pupuk urea selanjutnya sampai 180 kg N ha-1 menurunkan jumlah malai per rumpun pada jarak tanam yang lebih rapat yaitu j2 dan j3, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam paling renggang (j1) (Table 3).
Tabel 4. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Jumlah Biji Per Malai Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 76,33 bc
72,67 bc
69,00 c 71,67 bc
73,33 bc
69,33 c 87,33 ab
97,33 a
85,67 ab 81,67 abc
87,67 ab
80,50 bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%.
Perlakuan jarak tanam ternyata tidak mengakibatkan perbedaan jumlah biji per malai pada masing-masing perlakuan dosis pupuk urea. Pada jarak tanam paling renggang (j1) peningkatan dosis urea yang semakin meningkat ternyata tidak mengakibatkan perubahan jumlah biji per malai (Tabel 4). Pada jarak tanam yang lebih rapat (j2 dan j3) peningkatan dosis urea dari 0 sampai 135 kg N ha-1 nyata meningkatkan jumlah biji per malai. Peningkatan dosis pupuk urea menjadi 180 kg N ha-1 tidak mengakibatkan peningkatan jumlah biji per malai pada ke dua jarak tanam tersebut.
Pada ke tiga jarak tanam, peningkatan dosis pupuk urea dari 0 kg N ha-1 sampai 135 kg N ha-1, nyata meningkatkan hasil gabah k.a. 15% masing-masing 81,61%, 89,51% dan 37,68% pada j1, j2 dan j3 (Tabel 5). Peningkatan dosis urea selanjutnya menjadi 180 kg N ha-1 hanya meningkatkan hasil gabah pada jarak paling renggang yaitu 11,21%, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nilai tersebut pada jarak tanam lebih rapat (j2 dan j3).
Pada perlakuan tanpa pupuk urea dan perlakuan 90 kg N ha-1, makin rapat tanaman mengakibatkan makin tingginya hasil gabah, tetapi pada perlakuan pupuk 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1, makin rapat tanaman sampai pada perlakuan j2, makin meningkatkan hasil gabah. Selanjutnya pada perlakuan jarak tanam paling rapat (j3) menurunkan berat gabah tanaman padi gogo (Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Hasil Gabah Kering k.a. 15% Padi Gogo Per Hektar di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan
Jarak tanam Dosis pupuk urea (kg N ha-1)
 n0 n1 n2 n3
j1
j2
j3 1,87 g
2,36 f
2,84 e 2,76 e
3,42 d
3,45 d 3,39 d
4,47 a
3,91 bc 3,77 c
4,42 ab
4,18 b
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%
Kadar N, P dan K tanaman (%) diukur pada fase anthesis tanaman dengan mengambil daun tanaman sampel pada tiap petak percobaan kemudian dianalisis di laboratorium. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan dosis urea dari 0 sampai 90 kg N ha-1 tidak memberikan peningkatan kadar N tanaman, tetapi peningkatan urea menjadi 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 menyebabkan peningkatan yang nyata. Walaupun demikian, kadar N tanaman pada ke tiga perlakuan pemupukan urea tersebut tidak berbeda nyata (Tabel 6).
Kadar P tanaman juga tidak meningkat akibat peningkatan dosis N sampai 90 kg N ha-1, tetapi nilai variabel tersebut nyata meningkatkan dengan peningkatan dosis pupuk sampai 135 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1. Kadar P tanaman tidak berbeda pada perlakuan n2 dan n3 (Tabel 6).
Berbeda dengan kadar N dan P tanaman, kadar K tanaman tidak meningkat sampai pemberian pupuk urea 135 kg N ha-1, sedangkan pemberian pupuk urea dengan dosis 180 kg N ha-1 malah menurunkan kadar K tanaman sebesar 20,27%, dibandingkan pada dosis 135 kg N ha-1, yang membuat nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai pada perlakuan n0 dan n1 (Tabel 6). Kadar N tanaman menurun pada jarak tanam paling rapat (j3). Kadar P dan K tanaman tidak berbeda nyata pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba (Tabel 6).
Tabel 6. Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Jarak Tanam Terhadap Kadar N, P, K Jaringan Tanaman Padi Gogo di Lahan Kering di Kec, Susut, Bangli, 2003.
Perlakuan Kadar N (%) Kadar P (%) Kadar K (%)
Dosis urea (N)
 n0
 n1
 n2
 n3
Jarak tanam (J)
 j1
 j2
 j3
1,89 c
2,20 abc
2,37 a
2,28 ab

2,24 a
2,31 a
2,01 b
0,32 b
0,34 b
0,37 a
0,38 a

0,37 a
0,36 a
0,32 a
1,70 ab
1,74 ab
1,93 a
1,54 b

1,72 a
1,79 a
1,67 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Pembahasan
Perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam menunjukkan interaksi yang berpengaruh sangat nyata terhadap hasil padi gogo. Hasil gabah tertinggi terlihat pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dan pada jarak tanam 20 cm x 15 cm (n2j2) yaitu sebesar 4,47 t ha-1. Hasil gabah k.a. 15% yang lebih tinggi ini disebabkan oleh meningkatnya komponen-komponen hasil yaitu, jumlah malai per rumpun dan jumlah biji per malai.
Hubungan antara dosis pupuk urea yang dicoba pada setiap jarak tanam (populasi) ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yji = 1,8559 + 0,018X (R2 = 0,93), Yj2 = 2,4017 + 0,012X (R2 = 0,91) dan Yj3 = 2,8265 + 0,0076X (R2 = 0,96). Dari persamaan ini, terlihat hasil gabah masih mungkin dapat meningkat. Pada ke tiga perlakuan jarak tanam yang dicoba belum ditemukan dosis pemupukan nitrogen yang optimum.
Hubungan antara jarak tanam pada perlakuan dosis pupuk urea dengan hasil gabah ditunjukkan oleh persamaan regresi, Yn135 – 0,9102 + 0,000004X – 0,000000000001X2, (R2 = 0,93). Dosis pupuk urea 135 kg N ha-1 merupakan dosis pemupukan urea yang memberikan hasil gabah k.a. 15 % tertinggi yaitu 4,47 t ha-1.
Peningkatan dosis pupuk urea sampai dosis 135 kg N ha-1 ternyata meningkatkan kadar N dan P jaringan. Dengan meningkatnya kadar N dan P tanaman menyebabkan peningkatan tinggi tanaman, panjang malai, persentase gabah isi, berat 1000 biji dan sekaligus dapat meningkatkan hasil gabah kering k.a. 15%. Analisis regresi parsial dan stepwise menunjukkan, dari ke tiga variable N, P dan K jaringan, hanya kadar N jaringan yang nyata berhubungan dengan hasil gabah, yang ditunjukkan oleh persamaan, Y = 0,74 + 1,23 N (r = 0,63*). Berpengaruhnya dosis pupuk urea terhadap hasil gabah erat kaitannya dengan rata-rata kadar N pada jaringan tanaman pada fase anthesis, yaitu rata-rata 2,18 yang tergolong tinggi.
Nitrogen adalah unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat, O2, dan H2O; namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein dan asam nukleat bilamana N tidak tersedia. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari khlorofil (Nyakpa et al., 1988). Dengan adanya pemupukan, yaitu semakin meningkatnya dosis urea pada j1, j2 dan j3, hasil gabah juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Howard dan Tiller (1989) yang menyatakan bahwa takaran nitrogen tinggi nyata meningkatkan hasil biji jagung.
Pada percobaan yang dilakukan di Bangli ini diperoleh hasil gabah tertinggi sebesar 4,47 t ha-1, walaupun hasil ini tidak berbeda dengan hasil pada perlakuan dosis pemupukan 180 kg N ha-1. hasil gabah sebesar 4,47 t ha-1 ini, masih lebih rendah dari hasil penelitian Virgillus (2000) yaitu 5,1 t ha-1 pada varietas Sentani serta hasil penelitian Partorahardjo dan Makmur (1996) yang mencapai 5,2 t ha-1 pada varietas C-22. Masih lebih rendahnya hasil gabah yang diperoleh tersebut karena dosis urea yang diberikan belum optimum, atau dapat pula diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yaitu rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan pada saat penelitian yang relative lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Rata-rata curah hujan dan hari hujan bulanan selama penelitian adalah 432 mm dan 11 hari hujan, sedangkan pada bulan-bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya rata-rata curah hujan adalah 329 mm dan 11 hari hujan. Jenis tanah di lokasi penelitian dengan tekstur berpasir juga berpengaruh terhadap tidak efektipnya pemupukan urea sehingga muda leaching. Dengan demikian sebenarnya masih ada peluang untuk meningkatkan lagi produktivitas padi gogo varietas Danau Tempe dengan meningkatkan dosis dan mengefektipkan pemupukan urea.
 
KESIMPULAN
1. Interaksi antara perlakuan dosis pemupukan urea dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah malai per rumpun, jumlah biji per malai dan hasil gabah k.a. 15%, tetapi interaksi tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel yang lainnya. Perlakuan dosis urea secara tunggal berpengaruh sangat nyata terhadap hasil dan beberapa komponen hasil gabah lainnya serta kadar N, P dan K tanaman.
2. Perlakuan jarak tanam yang rapat secara nyata meningkatkan hasil dan semua komponen hasil gabah, kecuali panjang malai, kadar P dan K tanaman. Diperoleh hasil gabah k.a. tertinggi sebesar 4,47 t ha-1 pada perlakuan dosis urea 135 kg N ha-1 dengan jumlah populasi optimum 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm)
3. Pada penelitian ini juga diperoleh jarak tanam (populasi) optimum pada dosis pemupukan 90 kg N ha-1 dan 180 kg N ha-1 adalah sebesar 333.333 rumpun per ha (20 cm x 15 cm) dengan hasil gabah k.a. 15% yaitu 3,42 t ha-1 dan pada dosis pemupukan 180 kg N ha-1 diperoleh populasi optimum sebesar 500.000 rumpun per ha (20 cm x 10 cm) dengan hasil gabah 4,18 t ha-1.
4. Di antara ke tiga kadar hara (N, P dan K) tanaman, kadar N tanaman mempunyai hubungan yang paling erat dengan hasil gabah k.a. 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1991. Statistik Pertanian Propinsi Bali. Kantor Wilayah Pertanian Propinsi Bali, Denpasar.
Anonimous, 2002. Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali 2002. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali, Denpasar.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Terjemahan Tohari. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Gaspersz. V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 1 dan 2. Tarsito, Bandung.
Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1984. Statistical Procedure for Agricultural Research. 2nd Edition. A. Wiley-Inter Science. Publ. Jhon Wiley & Sons. New York-Singapura.
Howard, D.D. and D.D. Tyler. 1989. Nitrogen Source, Rate, and Application Method for No-Tillage Corn. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 1573-1577.
Nyakpa, Y.M., A.A. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Unila, Lampung.
Partorahardjo, S. dan A. Makmur. 1996. Peningkatan Produksi Padi Gogo. Pemb. Penelitian Sukarami. Vol. VIII : 5-10
Virgilus, H. 2000. Pemupukan Berimbang pada Padi Gogo. Balittan, Bogor. Vol. VII : 10-15.


l Procedure for Agricultural Research. 2nd Edition. A. Wiley-Inter Science. Publ. Jhon Wiley & Sons. New York-Singapura. 
Howard, D.D. and D.D. Tyler. 1989. Nitrogen Source, Rate, and Application Method for No-Tillage Corn. Soil Sci. Soc. Am. J. 53: 1573-1577.
Nyakpa, Y.M., A.A. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, Go Ban Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Unila, Lampung.
Partorahardjo, S. dan A. Makmur. 1996. Peningkatan Produksi Padi Gogo. Pemb. Penelitian Sukarami. Vol. VIII : 5-10
Virgilus, H. 2000. Pemupukan Berimbang pada Padi Gogo. Balittan, Bogor. Vol. VII : 10-15.